Kanal24, Malang – Inovasi pangan kembali lahir dari Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya (Fapet UB). Melalui Ujian Terbuka Disertasi yang digelar pada Selasa (15/07/2025), Dr. Elly Farida berhasil mempertahankan penelitiannya yang berjudul “Penggunaan Asam Asetat dan Pemanasan Susu dalam Pembuatan Curo serta Aplikasi Mikroemulsi Minyak Atsiri Lada Hitam pada Pengembangan Nugget Susu.”
Penelitian ini tidak hanya memberikan kontribusi ilmiah dalam dunia peternakan, tetapi juga membawa angin segar bagi dunia industri olahan susu di Indonesia. Nugget susu dengan tambahan mikroemulsi minyak atsiri lada hitam menjadi sebuah produk baru yang menawarkan berbagai manfaat, baik dari sisi rasa, ketahanan, hingga fungsi kesehatannya.
Baca juga:
Teknologi Tepat Guna Fapet UB di Bojonegoro, Targetkan 120 Inovasi Desa

Inovasi Produk: Dari Susu Menjadi Nugget Fungsional
Dalam paparannya, Dr. Elly Farida menjelaskan bahwa penelitian ini fokus pada optimasi proses pengasaman susu menggunakan asam asetat dan pemanasan untuk menghasilkan “curo”, bahan dasar nugget susu. Inovasi tidak berhenti di situ. Produk akhir, yaitu nugget susu, dilengkapi dengan tambahan mikroemulsi dari minyak atsiri lada hitam.
“Efek fungsional dari lada hitam ini penting, karena kita tidak menggunakan pengawet kimia. Mikroemulsi lada hitam bersifat alami dan kaya anti-mikroba, sehingga membantu memperpanjang daya simpan produk tanpa mengurangi kualitas sensoriknya,” ujar Elly.
Lebih lanjut, ia menekankan bahwa produk ini sangat relevan bagi pelaku UMKM. Dengan tren masyarakat yang mulai sadar akan pentingnya makanan sehat berbahan alami, diversifikasi olahan susu menjadi langkah tepat untuk meningkatkan nilai ekonomi produk peternakan lokal.
Teknologi Nano untuk Produk Lebih Stabil
Salah satu tim penguji, Prof. Dr. Herly Evanuraini, S.Pt., M.P., menyampaikan apresiasinya terhadap riset ini. Menurutnya, penerapan teknologi mikroemulsi yang merupakan bagian dari nanoteknologi pada produk olahan susu seperti nugget sangat luar biasa.
“Dengan penerapan teknologi nano ini, penetrasi dari minyak atsiri lada hitam bisa lebih merata. Stabilitas produknya juga meningkat, dan dengan kandungan anti-mikroba yang tinggi, masa simpannya pun bisa lebih lama,” jelas Prof. Herly. Ia juga menambahkan bahwa produk ini sangat potensial untuk dipasarkan karena memiliki keunggulan fungsional dan nilai jual yang tinggi.
Dukungan dari Dinas Peternakan
Kehadiran Ainur Alfiah dari Dinas Peternakan Kabupaten Pasuruan dalam ujian terbuka tersebut menambah legitimasi pentingnya penelitian ini bagi dunia praktik. Ia mengaku sangat tertarik dengan olahan hasil peternakan yang dikembangkan Elly, terutama karena bisa menjadi alternatif makanan sehat untuk anak-anak.
“Kami berharap inovasi ini bisa terus dikembangkan dan disebarluaskan kepada masyarakat, terutama pelaku usaha kecil yang membutuhkan diversifikasi produk. Nugget susu seperti ini bisa menjadi pilihan baru yang sehat dan bernilai jual tinggi,” tuturnya.

Baca juga:
Fapet UB Terjunkan 604 Mahasiswa KKN-T ke Bojonegoro
Harapan ke Depan
Ujian terbuka ini bukan sekadar selebrasi akademik, melainkan juga momen pengenalan teknologi pangan baru yang potensial mendukung kemandirian pangan lokal. Civitas akademika Fapet UB, khususnya Prof. Herly sebagai Koordinator Program Studi S3 Ilmu Ternak, menyampaikan rasa bangga atas pencapaian Elly yang juga dikenal sebagai asesor dan akademisi aktif.
“Kami bangga dengan Bu Elly yang mampu mengaplikasikan ilmu secara nyata. Harapannya, kolaborasi ke depan bisa makin kuat antara akademisi, praktisi, dan pelaku usaha di lapangan,” pungkas Prof. Herly.
Dengan keberhasilan ini, nugget susu lada hitam bukan hanya akan hadir sebagai produk inovatif, namun juga simbol dari sinergi antara riset, teknologi, dan kebutuhan masyarakat akan pangan sehat yang berkelanjutan. (nid/din)