KANAL24, Malang – Pantai Pangi yang berada di Desa Tumpakkepuh Kecamatan Bakung Blitar memiliki potensi perikanan dan wisata yang belum tergarap secara maksimal. Berjarak kurang dari 1 kilometer dari Jalur Lingkar Selatan menjadikan pantai ini salah satu pilihan berwisata di Kabupaten Blitar.
Selain akses untuk wisata yang sudah makin baik, potensi perikanan terutama cumi juga cukup melimpah dan menjadi salah satu hasil andalan bagi nelayan setempat. Dr. Ali Muntaha ketua tim Doktor Mengabdi menjelaskan dua potensi tersebut menjadi perhatian dari tim nya untuk mengajak kelompok nelayan dan instansi pemerintah secara bersama membenahi sarana yang masih kurang memadai.
“Ada dua hal yang menjadi perhatian tim kami dari UB. Pertama sarana pendukung kegiatan nelayan di pantai ini dan kedua pengembangan promosi wisata nya,” kata Ali, Senin (4/10/2021).
Bersama tim yang beranggotakan Zainul Abidin,Ph.D, Sunardi MT, Edriana Pangestuti, M.Si. DBA, Eko Sulkhani M.Si dan Sukandar MP sejak bulan Juni 2021 mulai berdiskusi dengan Kelompok Masyarakat Pegawas (Pokmawas) Sadar Bahari, Pemerintah Desa dan dinas DKP untuk membuat analisa potensi dan permasalahan yang ada di Pantai Pangi.
Dari hasil diskusi tersebut kemudian tim doktor mengabdi UB ini membuat tiga kegiatan utama bersama mahasiswa dan masyarakat. Kegiatan ini saling terkait satu dengan yang lainnya sehingga diperlukan sinergi dari semua stakeholder Pantai Pangi.
Untuk mendukung kegiatan nelayan terutama saat pendaratan kapal yang selama ini membutuhkan tenaga 6-12 orang tim Dr. Ali Muntaha membuat winch penarik kapal dengan kapasitas 1 ton.
“Winch ini berkapasitas 1 ton dengan mesin 8 PK. Dengan mesin ini maka proses menarik kapal ke darat bisa lebih cepat dan tidak menguras tenaga fisik lagi yang terlalu besar,” kata Ali.
Sedangkan kegiatan pada peningkatan produksi cumi dan dukungan wisata selam diwujudkan dengan pembangunan habitat buatan untuk cumi. Konstruksi utama pemberat dengan beton cor dari susunan pasir dan semen. Atraktor pipa di dalam semen sebagai tempat perlindungan cumi ketika mendapatkan gangguan dari luar dan kebiasaan cumi untuk tinggal di tempat yang tersembunyi dan atraktor rumbai sebagai tempat menempelnya telur cumi.
Selain sebagai habitat cumi buatan, diharapkan lokasi sekitar dengan terumbu karang di spot ini menjadi wisata wahana selam unggulan di pantai Pangi.
“Habitat buatan ini untuk tempat bertelut dan juga dapat digunakan untuk spot wisata selam,” lanjutnya.
Penyerahan winch dan habitat buatan cumi ini dilakukan pada 18 september lalu kepada kelompok nelayan di Pantai Pangi dengan harapan dapat dirawat bersama agar beguna sesuai denga tujuan awalnya.
Tidak hanya itu sebagai bentuk dukungan promosi wisata Pantai Pangi bersama dengan mahasiswa UB tim doktor mengabdi juga mengembangkan website Pantai Pangi sebagai media informasi wisata serta promosi yang dapat menjangkau pengunjung lebih luas.
“Website ini kami kembangkan bersama mahasiswa dengan tujuan agar wisata pantai pangi lebih dikenal dan di promosikan secara lebih luas sehingga dapat memberikan pemasukan bagi warga di sekitar sini,” pungkas Ali.(sdk)