Kanal24, Ponorogo – Desa Pelem Kecamatan Bungkal Kabupaten Ponorogo memiliki luas wilayah sekitar 692 ha yang terdiri dari lahan pertanian berupa sawah tadah hujan 118 ha, tanah tegalan 75 ha, tanah perhutani 412 ha (40 % nya ditanami masyarakat) dan sisanya adalah tanah pekarangan penduduk (lahan hunian). Berdasarkan data profil desa, jumlah penduduk Desa Pelem sebanyak 1795 jiwa dengan rincian 865 laki-laki dan 930 perempuan. Mayoritas penduduk Desa Pelem berprofesi sebagai petani dan buruh tani (88 %) yang sebagian diantaranya memelihara sapi dan kambing.
Secara topografi Desa Pelem berada pada kaki perbukitan yang sebagian besar lahannya berupa lahan kering. Meskipun lahan pertaniannya luas, umumnya berupa lahan kering yang mengandalkan air tadah hujan. Saat kemarau peternak selalu kesulitan mencari pakan hijaun yang cukup bagi ternaknya. Akibatnya peternak memberikan pakan seadanya yang umunya tidak mampu mencukupi kebutuhan nutrisi ternak. Aktifitas pertanian juga terganggu karena keseharianya disibukkan untuk mencari pakan hijauan yang terbatas. Sulitnya mencari pakan di sekitar sawah dan pekarangan menyebabkan para peternak mencari pakan hijauan sampai ke area hutan yang berpotensi merusak konservasi hutan.
Topografi Desa pelem (Dok. Tim Doktor Mengabdi Desa Pelem)
Di tahun 2022 ini tim dosen dari Universitas Brawijaya mengadakan pengabdian kepada masyarakat melalui Program Doktor Mengabdi LPPM UB. Salah satu program kegiatanya adalah mencarikan solusi permasalahan yang dihadapi para peternak yaitu dengan memberikan pelatihan kepada 30 peternak Desa Pelem dalam menyediakan pakan ternak sehat dan efisien melalui teknologi fermentasi dan amoniasi pakan.
“Melalui pelatihan secara teori (in-door) dan praktek (out-door), diharapkan para peserta pelatihan dapat membuat pakan ternak alternatif dari sumber pakan lokal yang terbatas namun tetap mampu memberi nutrisi yang cukup bagi peternak. Pakan ternak olahan yang dibuat sendiri oleh peternak ini diharapkan menjadi solusi dalam mengatasi kesulitan pakan hijauan di musim kemarau.” ungkap Ketua Tim Doktor Mengabdi Desa Pelem, Dr. Ir. Sugiarto (31/8/2022)
Pelatihan pembuatan pakan ternak sehat (Dok. Tim Doktor Mengabdi Desa Palem)
Dalam pelatihan ini tim Doktor Mengabdi mendatangkan Dr. Ir. Agus Budiarto, MS, pakar nutrisi dan pakan ternak dari Universitas Brawijaya. Dr. Agus Budiarto mengatakan bahwa dalam upaya meningkatkan efisiensi pemberian pakan perlu dikembangkan teknologi pengolahan pakan, untuk mendapatkan pakan yang berkualitas, yaitu pakan yang bernilai gizi dan daya cerna tinggi serta harga yang terjangkau oleh peternak.
“Pakan silase atau fermentasi Merupakan pakan buatan yang sehat dan efisien yang merupakan awetan pakan hijauan setelah mengalami fermentasi oleh asam laktat dalam suasana asam dan an-aerob (proses tanpa udara / oksigen). Untuk memacu terbentuknya suasana asam dapat ditambahkan additive berupa bahan karbohidrat yang mudah dicerna Misal tetes, dedak, onggok, jagung dan lain-lain,” jelasnya.
Dalam pelatihan ini peserta diajari secara langsung Teknik pembuatan pakan fermentasi dari pakan hijauan yang telah dilayukan dengan ditambahkan additive tunggal dan multi additive (pakan hijauan + dedak + EM-4 + tetes tebu + polar/ konsentrat). Waktu yang dibutuhkan untuk proses fermentasi minimal 2 minggu. Peserta juga diajari bagaimana membuat pakan amoniasi dari bahan pakan kering seperti jerami kering dan dedaunan kering dengan menambahkan urea dalam kondisi tertutup rapat dengan terpal agar dalam beberapa hari ke depan kondisi pakan menjadi lebih lunak dan mudah dicerna oleh ternak.
Sedangkan dalam pelatian out door, para peserta dipersilahkan untuk melakukan praktek langsung dalam membuat pakan fermentasi dan amoniasi dengan dipandu Dr. Ir. Agus Budiarto. Untuk pembuatan pakan fermentasi dan amoniasi ini, tim DM telah menyiapkan drum biru kapasitas 160 liter, platik transparan jumbo, terpal dan beberapa bahan additive. Sedangkan bahan pakan hijauan yang telah dilayukan dan bahan pakan kering disediakan oleh peternak. Di akhir kegiatan drum, plastik dan bahan additive dibagikan kepada para peserta pelatihan.
Dalam sesi penutup Dr. Ir. Sugiarto mengatakan “Berdasarkan materi yang disampaikan, pakan ternak sehat dari proses fermentasi ini memiliki umur yang lama, sehingga waktu keseharian para peternak tidak dihabiskan untuk mencari rumput dan pakan hijauan khususnya saat musim kemarau. Para peternak masih bisa fokus mengolah lahan pertanian sambil memelihara ternak. Melalui penyediaan pakan sehat, efisien dan murah di musim kemarau diharapkan mampu menekan perambahan hutan sehingga konservasi hutan tetap terjaga,” pungkasnya. (din)