KANAL24, Malang – Ragam motif batik yang terus berkembang melahirkan motif-motif baru yang dapat dipelajari dan diproduksi secara massal. Motif tersebut dapat bersumber dari kekayaan cerita sejarah beserta tokohnya. Salah satunya melalui program Doktor Mengabdi UB mengenalkan batik motif Hayam Wuruk kepada warga dusun Sumberwangi Desa Donowarih Karangploso.
“Kami melakukan pelatihan kepada kelompok ibu-ibu Brafos di dusun ini dengan mengenalkan motif hayam wuruk melalui FGD dan juga pelatihan,” kata Dr. Sihabudin, SH, MH, rabu (13/10/2021).
Dengan tim yang berangotakan Dr. Sihabudin, SH, MH, Prof. Dr. Ir. Ni Wayan Surya Wardhani,MS, Prof. Dr. Moh. Fadli, SH., M.Hum, Romy Setiawan , S.Pd., M.Sn tim melakukan beberapa tahap sebelum pelatihan membatik.
“Pertama kami melakukan studi literatur dan survey ke petilasan Hayam Wuruk di Candi Ngentos Nganjuk dan berdasarkan hasil survey kemudian tim membuat desain motifnya,” lanjut Sihabudin.
Dari desain yang ada timnya membuat tiga desain motif yaitu Motif Stilisasi yang melambangkan Majapahit mencapai kejayaan pada kepemimpinan keempat dibawah Hayam Wuruk. Lalu motif Kawung Kembang Papat yang melambangkan keabadian melalui symbol bunga lotus dan motif nyala api bersayap yang menggambarkan sosok terpelajar, tekun dan teliti.
Setelah desain selesai selanjutnya tim doktor mengabdi membuat cap berdasar motif tersebut dan melakukan pelatihan kepada ibu-ibu yang tergabung dalam kelompok Brafos pada 10 Oktober 2021.
“Setelah cap batiknya selesai dipandu oleh pemilik batik gandring singosari kami mulai melakuka pelatihan,” lanjutnya.
Diharapkan dengan motif batik Hayam Wuruk akan memperkaya khasanah batik di Karangploso yang berdasarkan pada riset kekayaan sejarah nusantara.
“Kami berharap ini bukan sekedar motif batik namun merupakan batik yang dapat memberikan cerita sejarah nusantara dan dapat menjadi motivasi bagi para penggunanya,”pungkas Sihab. (sdk)