KANAL24, Malang – Melimpahnya buah stroberi hasil petani di Kota Batu belum diimbangi dengan kemampuan dalam bidang pembibitan. Seperti yang terjadi di Dusun Wonorejo, Desa Tulungrejo Kota Batu yang hasil pertanian buah stroberi yang mengalami penurunan hasil. Tentu saja hal ini mengakibatkan kerugian pada petani dan dapat berdampak luas pada sektor lain sepeti wisata agro.
Kondisi ini menjadi atensi dari Tim Doktor Mengabdi UB dibawah pimpinan Dr. Ir. Ary Mustofa Ahmad yang melihat ini sebagai kondisi yang harus segera mendapat solusi. Bersama timnya dan mahasiswa kemudian, Ary Mustofa masuk ke dusun Wonorejo bermitra dengan kelompok tani Kampung Stroberi.
“Dari awal kami melihat ini sesuatu yang harus segera mendapat jawaban, terutama agar tersedia bibit buah stroberi yang bagus dan terjangkau bagi petani disini,” kata Ary, Senin (7/11/2022).
Melalui program Hibah Pengabdian Masyarakat Strategis, Mahasiswa dan Mitra bersinergi timnya membantu melakukan pembibitan buah stroberi dengan membeli bibit dan media tanam sebanyak 1000 bibit stroberi. Langkah ini dilakukan agar nantinya tersedia benih baru dengan kualitas yang baik sehingga ketika ditanam akan menghasilkan buah stroberi yang berkualitas bagus.
“Kami ada dua program salah satunya adalah dengan membantu pembibitan buah stroberi yang baru dengan 1000 benih agar benih yang saat ini bisa diganti. Dengan benih baru maka diharapkan hasil buah stroberi lebih bagus,” lanjutnya.
Bersama petani Kampung Stroberi sebagai mitra saat ini pembibitan sudah berjalan sehingga transfer keilmuan bagi petani dusun Wonorejo sudah mulai berjalan dengan pendampingan dari UB.
Sosialisasi Izin Usaha
Selain itu tim ini juga memiliki program sosialisasi izin usaha bagi petani agar nantinya mereka bisa memiliki izin usaha yang sesuai sehingga mempermudah dalam pengembangan usaha pertaniannya.
“Tim kami memberikan sosialisasi berupa gambaran pentingnya izin usaha dan cara/proses pendaftarannya,” ujar Ary.
Selain memberikan sosialisasi, Tim juga memberikan contoh pengurusan izin usahauntuk mempermudah Mitra dalam memperoleh perizinan secara resmi.
Tim memberikan pengetahuan dan tata cara pendaftaran terkait IUMK dan PIRT baik secara offline maupun online.Hasil dari pelatihan diterangkan bahwa sebanyak kurang lebih 50% peserta belum mengetahui pentingnya IUMK dan PIRT, setelah dilaksanakan pelatihan, pengetahuan anggota mitra meningkat menjadi 90% dibanding sebelum melakukan pelatihan. Mitra menyambut dengan antusias, karena selama ini produk mitra belum memiliki izin usaha apapun.(sdk)