Kanal24 – Dosen dan Mahasiswa Universitas Brawijaya (UB) dalam Program Doktor Mengabdi Kemitraan berhasil menerapkan dan mengembangkan teknologi Integrated Farming System (IFS) di Desa Wisata Kemiren, Kecamatan Glagah, Banyuwangi. Kegiatan yang digelar pada bulan Juni-Juli 2023 ini bertujuan untuk mengembangkan pertanian berkelanjutan di wilayah tersebut dengan menggunakan sistem otomatis terintegrasi dalam satu rangkaian sistem terpadu.
Tim pelaksana kegiatan ini dipimpin oleh Ahli Bidang Pertanian Berkelanjutan dan Sosial Ekonomi Pertanian, Dr. Rita Parmawati, SP., ME yang didukung oleh lima mahasiswa UB. Selain itu, ada beberapa dosen yang turut terlibat, diantaranya ada Indah Yanti, S.Si., M.Si (Ahli Bidang Pemodelan Matematika), Ayu Winna Ramadhani, S.Pi., M.Si (Ahli Bidang Akuakultur), dan Wuwun Risvita, S.P., M.P (Ahli Bidang Penyuluhan dan Pemberdayaan Masyarakat).
“Desa Kemiren dipilih sebagai lokasi pelaksanaan kegiatan ini karena memiliki potensi yang baik untuk dikembangkan dalam aspek pertanian berkelanjutan,” ujar Dr. Rita.
Dr. Rita mengatakan bahwa tujuan utama dari kegiatan ini untuk mengembangkan Desa Kemiren, kelompok masyarakat dan Usaha Kecil Mikro (UKM) agar lebih maju dan mandiri secara ekonomi, sosial budaya, pendidikan, serta penguasaan teknologi dan IT.
Pada kegiatan tersebut juga dilakukan Sosialisasi Teknologi IFS pada Focus Group Discussion (FGD) yang dilaksanakan pada hari Minggu (18/06/2023) di Pendopo Desa Kemiren. FGD tersebut dihadiri oleh Kepala Desa Kemiren, Kelompok Tani Muda, Penyuluh Pertanian, dan perangkat desa Kemiren.
Dr. Rita bersama tim pelaksana kegiatan memberikan penjelasan saat FGD berlangsung terkait penerapan teknologi IFS. Ia bersama timnya menjelaskan pemahaman konsep pertanian terpadu terintegrasi, cara kerja sistem otomatis terintegrasi, serta manfaat dan keuntungan penerapannya di masa yang akan datang.
Pada implementasi IFS, tim yang terdiri dari dosen dan mahasiswa UB menjalankan rangkaian sistem terpadu yang mencakup budidaya ikan, budidaya maggot, ternak ayam, hingga budidaya tanaman.
“Sistem otomatis terintegrasi memungkinkan pemantauan dan pengendalian yang efisien serta memaksimalkan produktivitas dalam setiap tahapan budidaya,” kata Dr. Rita.
Melalui kegiatan ini, Dr. Rita berharap Desa Kemiren dan kelompok masyarakat di sekitarnya dapat memanfaatkan teknologi IFS untuk mencapai pertanian yang berkelanjutan, meningkatkan kemandirian ekonomi, memperkaya aspek sosial budaya, meningkatkan pendidikan, serta memperluas teknologi maupun teknologi informasi.
“Hal ini sejalan dengan peta jalan pengabdian untuk mewujudkan pertanian terpadu berkelanjutan,” kata Dr. Rita.
Di akhir kegiatan, Dr. Rita berharap penerapan IFS dengan sistem otomatis terintegrasi dapat memberikan dampak positif dan berkelanjutan bagi Desa Kemiren dan wilayah sekitarnya.
Dengan demikian, langkah menuju pertanian yang berkelanjutan dan mandiri secara perlahan bisa terwujud di Desa Kemiren, Banyuwangi. Hal ini sejalan dengan roadmap pengabdian untuk mewujudkan pertanian terpadu berkelanjutan.(nid)