Kanal24, Malang — Di tengah meningkatnya tantangan psikososial dan penurunan fokus belajar di kalangan remaja, pendidikan dasar memegang peran strategis dalam membentuk ketahanan mental dan kemandirian belajar. Menyadari urgensi tersebut, tim dosen dari Program Studi Psikologi Universitas Brawijaya (UB) melaksanakan program pengabdian kepada masyarakat bertajuk “Penguatan Keterampilan Siswa dalam Bidang Kesehatan Mental dan Pembelajaran Inovatif” di MTs Hasyim Asy’ari Turen, pada 16–17 Juni 2025.
Kegiatan ini diikuti oleh 75 siswa kelas tujuh dan delapan, dan dirancang sebagai upaya peningkatan kapasitas siswa dalam memahami kesehatan mental, gaya hidup sehat, serta strategi belajar modern yang adaptif terhadap perubahan zaman.
Tim pelaksana kegiatan terdiri atas Sukaesi Marianti, S.Psi., M.Psi., Ph.D, Nur Hasanah, S.Psi., M.Si, Thoyyibatus Sarirah, S.Psi., M.Si, dan Yunita Kurniawati, S.Psi., M.Psi. Rangkaian kegiatan mencakup sesi pengantar, pengukuran awal (pretest), pemaparan materi, sesi interaktif, hingga pengukuran akhir (posttest) untuk mengukur peningkatan pemahaman peserta.
Integrasi Kesehatan Mental dan Pembelajaran Kontekstual
Materi pengabdian disusun dengan pendekatan integratif antara isu global, strategi belajar inovatif, dan kesejahteraan psikologis siswa. Salah satu topik yang menarik perhatian peserta adalah “Perubahan Iklim dan Peran Generasi Muda”, yang mengajak siswa merefleksikan tanggung jawab mereka terhadap lingkungan.
Sementara itu, sesi “Quantum Learning” memperkenalkan metode belajar yang menumbuhkan fokus, motivasi, dan kemandirian, dilengkapi dengan permainan interaktif dan ice breaking agar partisipasi siswa tetap tinggi.

Kesehatan mental menjadi fokus utama melalui sesi “Mental Health Awareness” yang menumbuhkan empati dan dukungan sebaya, serta materi “Good Food, Good Mood” yang mengaitkan pilihan pangan dengan kestabilan emosi. Pendekatan ini memberikan pemahaman konkret tentang bagaimana gizi dapat berpengaruh langsung terhadap suasana hati dan performa belajar.
“Kami ingin siswa memahami bahwa kesehatan mental dan gaya hidup sehat adalah fondasi penting dalam membangun prestasi dan kebahagiaan belajar, bukan sekadar isu pendukung,” ujar Sukaesi Marianti, koordinator kegiatan pengabdian.
Dampak Positif dan Keterlibatan Aktif Peserta
Efektivitas kegiatan diukur melalui desain pretest-posttest yang mencakup empat domain kompetensi: pemahaman isu iklim, strategi belajar inovatif, literasi kesehatan mental, dan pengetahuan gizi.
Hasil evaluasi awal menunjukkan keterlibatan siswa yang tinggi dalam diskusi, praktik Quantum Learning, dan simulasi dukungan sebaya. Selain peningkatan pemahaman lintas tema, peserta menunjukkan perubahan sikap yang lebih proaktif terhadap isu lingkungan dan kesehatan diri di lingkungan sekolah.
Melalui kegiatan ini, dosen Psikologi UB tidak hanya menyampaikan pengetahuan, tetapi juga menanamkan kesadaran baru bahwa belajar yang efektif dan kesehatan mental yang stabil saling berkelindan sebagai bekal utama generasi muda menghadapi masa depan.(Din)










