KANAL24, Tuban – Setelah pada tahun 2019 mengembangkan Inovasi Teknologi Recirculation Aquaculture System – Acclimation Treatment atau dikenal dengan teknologi RAS-AT untuk pembenihan lele di Desa Sumurgung, Kabupaten Tuban, tim dosen Universitas Brawijaya (UB) yang diketuai oleh Andi Kurniawan, D.Sc, pada tahun 2020 ini melakukan kegiatan pemberdayaan pembenihan lele di Desa Sumurgung dapat memenuhi standar Cara Pembenihan Ikan yang Baik (CPIB). Kegiatan pemberdayaan ini merupakan kerjasama dengan Dinas Perikanan dan Peternakan (Diskanak) Tuban dan Kelompok Pembudidaya (Pokdakan) Parikesit.
“Program ini merupakan pemberdayaan yang dilaksanakan dalam skema Program Pengembangan Produk Unggulan Daerah (PPPUD) yang didanai oleh Direktorat Riset dan Pengabdian masyarakat, Direktorat Jendral Penguatan Riset dan Pengembangan, Kementrian Riset dan Teknologi,” kata Andi Kurniawan Sabtu (17/10/2020).
Kegiatan yang dilakukan didesain sebagai turunan dari Rencana Induk Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Brawijaya yang pelaksanaannya dikordinasi oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) UB.
Menurut Juara 1 Dosen Berprestasi Universitas Brawijaya tahun 2019 ini Pokdakan Parikesit dan Diskanak Kabupaten Tuban selalu terlibat aktif dalam pelaksanaan kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini. Program PPPUD dilakukan untuk membantu mitra dalam mengembangkan pembenihan lele yang terdiri dari teknis pembenihan, manajemen produksi dan pemasaran.
” Fokus kegiatan di tahun 2020 ini adalah mendorong dan membantu pengembangan sarana dan prasarana pembenihan agar memenuhi standar CPIB, serta mendampingi Pokdakan Parikesit dalam pengajuan sertifikasi CPIB,” lanjut Andi.
Kegiatan ini tambah Andi juga melibatkan mahasiswa FPIK dan dosen dari berbagai jurusan sebagai sebuah sinergi nyata kampus, pemerintah daerah dan kelompok pembudidaya ikan.
Secara terpisah Harsono selaku ketua Pokdakan Parikesit menyampaikan kalau kelompoknya merasa sangat terbantu dengan adanya program ini, dan mengucapkan terimakasih kepada Direktorat Jendral Penguatan Riset dan Pengembangan, Universitas Brawijaya dan Diskanak Kabupaten Tuban untuk bantuan dan pendampingan yang diberikan.
“Kami berharap program ini dapat terus dikembangkan untuk menjadikan pembenih ikan seperti dirinya dapat menerapkan inovasi teknologi yang dikembangkan oleh Perguruan Tinggi,” kata Harsono.
Pemenuhan standar untuk mendapatkan sertifikat CPIB dapat mengoptimalkan pembenihan berbasiskan inovasi teknologi dengan menjadikan standar formal CPIB sebagai panduan sekaligus target.
Kepala Diskanak Kabupaten Tuban, M. Amenan, menyampaikan bahwa Pemerintah Kabupaten Tuban sangat mendukung kegiatan seperti PPPUD ini. Doktor lulusan Program Pascasarjana UB ini memandang kalau melalui penerapan inovasi dalam pembangunan seperti kegiatan dalam program PPPUD akan semakin mendekatkan akademisi dengan masyarakat. Melalui induksi teknologi ini, akademisi dapat hadir di tengah masyarakat dan berperan serta menyelesaikan permasalahan yang dihadapi masyarakat. (sdk)