Kanal24, Blitar – Komunikasi efektif dan pelayanan prima merupakan dua elemen penting dalam dunia kesehatan. Interaksi yang baik antara tenaga kesehatan dan pasien tidak hanya menentukan kualitas layanan, tetapi juga mempengaruhi tingkat kepuasan dan kepatuhan pasien terhadap pengobatan. Komunikasi yang tidak tepat sering kali menyebabkan kesalahpahaman, ketidakpuasan, bahkan ketidakpatuhan pasien terhadap rencana perawatan. Oleh karena itu, keterampilan komunikasi efektif menjadi kebutuhan mendesak bagi para penyedia layanan kesehatan. Di sisi lain, pelayanan prima menjadi kunci dalam menciptakan pengalaman positif bagi pasien. Untuk mewujudkan hal tersebut, diperlukan peningkatan kompetensi tenaga kesehatan dalam hal komunikasi dan pelayanan.
Tim Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Brawijaya melaksanakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat berupa workshop bertajuk “Peningkatan Keterampilan Komunikasi Efektif dan Pelayanan Prima bagi Penyedia Layanan Kesehatan”. Kegiatan ini berlangsung di Puskesmas Suruhwadang, Kabupaten Blitar (22/8/2024), dengan peserta yang terdiri dari 21 tenaga kesehatan Puskesmas setempat. Workshop ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan komunikasi dan pelayanan tenaga kesehatan agar dapat memberikan layanan yang lebih baik dan berkualitas kepada pasien.
Dalam keterangan yang diterima Kanal24 (17/9/2024), Azizun Kurnia Illahi, S.I.Kom., M.A., Ketua Tim Pengabdian Masyarakat sekaligus dosen Departemen Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Brawijaya, menjelaskan bahwa komunikasi yang baik antara tenaga kesehatan dan pasien sangat diperlukan dalam proses perawatan kesehatan.
“Komunikasi efektif sangat penting dalam bidang kesehatan, karena jika tidak berjalan dengan baik, dapat menimbulkan kesalahpahaman, ketidakpuasan, bahkan ketidakpatuhan pasien terhadap rencana perawatan,” ujarnya dalam pemaparan materi. Beliau juga menekankan pentingnya komunikasi non-verbal dalam interaksi dengan pasien. “Sikap dan bahasa tubuh yang tepat dapat meningkatkan rasa percaya diri pasien terhadap tenaga medis yang merawatnya,” tambahnya.
Workshop ini disambut dengan hangat oleh Yuli Susilowati, ST. M. Kes. Selaku Sub Koordinat Promosi Kesehatan dari Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar. Dalam sambutan pembukaannya, ia mengungkapkan apresiasinya kepada tim pengabdian dari Universitas Brawijaya.
“Komunikasi bukanlah hal sepele, melainkan aspek yang sangat krusial dalam pelayanan kesehatan. Kami sangat bersyukur bahwa Puskesmas Suruhwadang terpilih sebagai tempat pelaksanaan workshop ini, dan kami berharap kegiatan ini dapat berkelanjutan,” ujarnya.
Dalam sesi lanjutan, Wifka Rahma Syauki, M.Si., dosen Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Brawijaya, membahas tentang pelayanan prima dalam bidang kesehatan. Beliau menyampaikan strategi untuk menciptakan inovasi dalam pelayanan kesehatan melalui identifikasi masalah, brainstorming solusi, serta implementasi dan evaluasi berkelanjutan. “Pelayanan prima bukan hanya tentang menyelesaikan masalah pasien, tetapi juga bagaimana kita memberikan pengalaman yang baik selama pasien berada di fasilitas kesehatan,” jelas Wifka.
Para peserta workshop menunjukkan antusiasme yang tinggi. Mereka tidak hanya mendengarkan materi, tetapi juga aktif mempraktikkan teknik komunikasi yang telah diajarkan. Dalam simulasi, para tenaga kesehatan Puskesmas Suruhwadang mencoba berinteraksi dengan pasien secara langsung di depan peserta lainnya. Aktivitas ini berlangsung secara interaktif, di mana pemateri dan peserta saling bertukar pikiran mengenai teknik komunikasi yang paling efektif dalam menangani berbagai kondisi pasien.
Kegiatan ini diharapkan mampu meningkatkan kualitas komunikasi dan pelayanan di Puskesmas Suruhwadang. Dengan keterampilan yang lebih baik, para tenaga kesehatan dapat memberikan pelayanan yang lebih memuaskan bagi pasien, yang pada akhirnya akan meningkatkan kualitas layanan kesehatan di wilayah tersebut. (din)