Kanal24, Malang – Kerusuhan usai laga Arema FC dan Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan, Sabtu malam (1/10/2022) menelan korban nyawa. Setidaknya hingga Minggu malam (2/10/2022) 125 orang dilaporkan tewas dan ratusan korban lainnya mengalami luka berat dan ringan masih dirawat di Rumah Sakit setempat.
Diantara para korban meninggal terdapat perempuan dan anak. Data sementara yang diterima oleh Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Kabupaten Malang sejumlah 30 perempuan dan 25 anak meninggal dunia.
DP3A melalui Unit Pelayanan Teknik Dinas (UPTD) Perlindungan Perempuan dan Anak melihat dampak psikologis sangat dirasakan bagi para korban peristiwa tragis tersebut. Oleh karenanya UPTD DP3A membuka hotline pelayanan prikologis bagi para korban dan keluarga korban.
Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, drg. Arbani Mukti Wibowo, menyampaikan bahwa layanan psikologis ini merupakan komitmen DP3A dalam penanganan berbagai kasus kekerasan dan perlindungan terhadap perempuan dan anak.
“Mereka pasti mengalamai trauma. Kami berinisiatif membuka fast respon, terkait para korban dan keluarga korban yang membutuhkan pelayanan trauma healing untuk menangani dampak psikologis,” kata Arbani kepada Kanal24.
Ia juga menjelaskan bahwa UPTD PPA akan melakukan verifikasi melalui screening terkait trauma yang dialami para korban dan keluarga korban, serta melakukan pendampingan sampai korban bisa pulih dari trauma yang dialami.
Dalam memberikan pelayanan psikologi bagi korban tragedi Kanjuruhan ini, DP3A bekerja sama dengan Himpunan Psikologi Indonesia (HIMPSI) Malang Raya, terutama untuk penanganan dampak psikologi berat.
Hotline layanan psikologi pagi korban dan keluarga korban ini sudah dibuka sejak Minggu malam, namun untuk fast respon dapat dihubungi pukul 08.00 – 16.00 melalui nomor Whatsapp 081232575796.