KANAL24, Jakarta – Sebanyak 13,9% saham PT Bali Bintang Sejahtera Tbk (BOLA) dari PT Bali Peraga Bola, telah dibeli oleh dua perusahaan asuransi milik Grup Salim.
Adapun untuk pembelian saham BOLA itu dilakukan oleh PT Asuransi Central Asia sebanyak 8,33% dan PT Asuransi Jiwa Central Asia Raya sebesar 5,61%.
BOLA bergerak dalam bidang klub sepakbola. Pada akhir tahun 2014, Perusahaan mengakuisisi bisnis klub sepakbola Putra Samarinda (Pusam). Pada tahun 2015, perusahaan telah memindahkan home base klub ke Stadion Kapten I Wayan Dipta, Gianyar, dan mendaftarkan klub di liga sepakbola Indonesia dengan nama Bali United Pusam.
Selanjutnya pada tahun 2016, perusahaan mengubah pendaftaran nama tersebut dengan nama Bali United.
Bali United memiliki Bali United Merchandise Store yang memiliki satu megastore dan 19 toko kecil di Bali. Bali United juga memiliki Playland, yakni penyedia area bermain anak di stadion dan memiliki Bali United Academy dengan siswa mulai dari usia enam hingga 19 tahun.
Selain itu, Bali United juga mempunyai saluran televisi Bali United TV, yakni saluran TV streaming online untuk penggemar klub yang dapat diakses via YouTube dan Oona TV. Bali United juga memiliki Bali Boga Sejahtera yang mengelola Bali United Cafe.
Klub sepakbola ini juga mempunyai PT Kreasi Karya Bangsa yang mengoperasikan agensi olahraga dan pemasaran, memberikan sponsor klub sepakbola di Indonesia, memutar video langsung streaming pertandingan sepakbola dan video sponsor iklan.
Di bidang media lain, Bali United memiliki Radio Swara Bukit Bali Indah yang mengelola Bali United Radio. Bisnis lain perusahaan ini adalah eSports Club yang menggelar kompetisi e-sport domestik dan internasional. Bisnis ini dijalankan anak usahanya, yakni PT IOG Indonesia Sejahtera
Terkait pembelian saham, hingga saat ini, memang belum ada penjelasan resmi dari Asuransi Central Asia dan Asuransi Jiwa Central Asia Raya.
Hal tersebut terungkap dalam laporan PT Kustodian Sentral Efek Indonesia ( KSEI ) terkait kepemilikan saham emiten di atas 5%, seperti dikutip Investor Daily, Senin (12/8/2019).
Tercatat, transaksi penjualan oleh Bali Peraga terjadi sebanyak tiga kali. Pertama, perseroan melepas 170 juta saham di harga Rp 300 per saham pada 24 Juni, yang membuat kepemilikannya pada Bali United terdilusi menjadi 13,83% dari 16,67%.
Kemudian, pada 22 Juli, Bali Peraga melepas 333 juta saham Bali United pada harga Rp 300 per saham. Alhasil, kepemilikan perseroan berkurang menjadi 8,28%. Pihak yang menjadi pembeli dalam dua transaksi ini adalah Asuransi Central Asia.
Terakhir, Bali Peraga melakukan divestasi 330 juta saham pada harga Rp 300 per saham pada 29 Juli 2019 kepada Asuransi Jiwa Central Asia Raya. Dari jumlah itu, sebanyak 103,3 juta saham ditempatkan pada portofolio produk unitlink Carlink Promixed. Transaksi inilah yang membuat kepemilikan Bali Peraga tersisa hanya 2,73%. Jika dihitung, Bali Peraga mengantongi dana segar senilai Rp 249,9 miliar dari hasil tiga kali transaksi penjualan saham Bali United.
Sebagai informasi, dalam laporan tahunan 2018 Asuransi Central Asia, Anthoni Salim menjadi komisaris utama sekaligus pemilik 33% saham pada perusahaan. Anthoni juga menjadi komisaris utama di Asuransi Jiwa Central Asia Raya. Perusahaan yang berdiri sejak 30 April 1975 ini juga menempatkan orang kepercayaan Grup Salim, yakni Phiong Philipus Darma di dewan komisaris.
Data per Juni 2019 menunjukkan, jumlah pemegang saham Bali United mencapai 19 pihak, baik individu maupun kelompok usaha, termasuk masyarakat yang menguasai 32,99%. Dengan menipisnya saham Bali Peraga, maka saat ini kepemilikan terbanyak saham Bali United yang tercatat adalah bos
BOLA, Pieter Tanuri sebesar 13,57%.
Seperti diketahui, beberadaan unit bisnis Grup Salim dalam daftar pemegang saham Bali United tak muncul pada tahun ini saja. Berdasarkan laporan keuangan Bali United, PT Indolife Pensiontama sempat menggenggam 6,67% saham per 31 Desember 2018 atau sebelum Bali United go public .
Per Juni 2019, Indolife Pensiontama mendekap 4,44% saham Bali United dan bertambah menjadi 5,39% pada 7 Agustus 2019. Komisaris Utama perusahaan yang berkantor di Wisma Indocement Jakarta ini adalah Phiong Philipus Darma.
Berdasarkan laporan keuangannya, Bali United memiliki piutang usaha dari dua perusahaan yang dipimpin Anthoni Salim. Per Juni 2019, piutang PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) sebanyak Rp 4,81 miliar, dan piutang PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) senilai Rp 4,18 miliar. Bahkan, Bali United juga memiliki fasilitas pembiayaan dari PT Indomobil Finance Indonesia sebesar Rp 5,29 miliar.
Hingga semester I-2019, Bali United mengantongi pendapatan sebesar Rp 72,64 miliar, melonjak 40,53% dibandingkan periode sama tahun lalu Rp 51,69 miliar. Sedangkan laba bersih perseroan mencapai Rp 6,87 miliar, turun tipis dari semester I-2018 yang sebesar Rp 6,96 miliar.
Per Juni 2019, total aset Bali United meningkat drastis 241% menjadi Rp 500,48 miliar dibandingkan posisi per 30 Desember 2018 yang sebanyak Rp 146,76 miliar. Kenaikan ini dipicu oleh posisi kas dan setara kas perseroan yang melonjak menjadi Rp 306,31 miliar dari hanya Rp 6,25 miliar. (sdk)