Kanal24 – Sabtu malam menjadi malam kelam bagi masyarakat Malang Raya, trauma mencekam menyelimuti perasaan puluhan ribu penonton pertandingan derbi Jawa Timur di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang. Kapolri Listyo Sigit pada Minggu malam (2/10) melaporkan jumlah korban jiwa yang sudah diverifikasi mencapai angka 125 orang dengan korban luka-luka sebanyak 323 orang. Kapolri berjanji akan mengusut tuntas penyebab tragedi ini.
“kami bersama tim akan melaksanakan pengusutan terkait dengan proses penyelenggaraan dan pengamanan, sekaligus terkait peristiwa itu terjadi… Hasil investigasi nantinya akan disampaikan ke masyarakat” ucapnya
Duka yang dirasakan para korban dan keluarga korban setidaknya telah memancing perhatian masyarakat dunia. Mulai dari petinggi organisasi, klub sepakbola, hingga para pemain sepakbola dunia pun turut memberikan empati dan doa kepada seluruh korban yang terdampak.
“Simpati terdalam dan duka cita bagi para keluarga korban di Kota Malang. Uni Eropa ada bersama Indonesia dalam momen kesedihan besar ini @Jokowi,” ucap Presiden Dewan Eropa Charles Michel melalui kicauan di Twitter.
Sejumlah tokoh dunia juga telah mengucapkan duka cita atas tragedi mematikan ini. Paus Fransiskus turut mendoakan korban meninggal dan terluka dalam tragedi Kanjuruhan. Pemimpin Gereja Katolik sedunia tersebut memanjatkan doanya dari balik jendela yang menghadap ke St. Peter’s Square di Vatikan, Roma, pada Minggu pagi
Berbagai reaksi duka juga diberikan oleh masyarakat dunia, hingga tagar #prayforkanjuruhan pun sempat viral di twitter beberapa jam pasca kejadian. Beberapa negara kiblat sepakbola seperti Spanyol dan Inggris pun terlihat menunjukkan penghormatan besar dengan cara yang berbeda.
Liga Sepakbola Spanyol atau LaLiga menyatakan bentuk penghormatannya dengan mengadakan mengheningkan cipta selama satu menit (minute of silence) pada seluruh pertandingan yang diadakan minggu ini. Liga Inggris juga menyampaikan dukanya dengan mewajibkan penggunaan pita hitam kepada seluruh pemain yang akan bertanding.
“Dunia sepakbola sedang syok menyusul insiden tragis yang terjadi di Indonesia, Ini adalah hari yang gelap dan sebuah tragedi yang terjadi di luar pemahaman kami semua, doa kami menyertai para korban, korban yang terluka dan seluruh rakyat Republik Indonesia pada saat yang sulit ini” Ujar Presiden FIFA, Gianni Infantino dalam keterangan resminya.
Sebagai bentuk penghormatan atas tragedi kanjuruhan terlihat seluruh bendera negara, bendera perserikatan dan FIFA yang berkibar di markas besar FIFA diturunkan setengah tiang selama periode duka ini.
Perlu diketahui, tragedi kanjuruhan yang menelan ratusan korban jiwa itu bukan pertama kalinya terjadi di dunia sepakbola. Sebelumnya pada tahun 1964 bertempat di Stadion Nasional Peru pernah terjadi tragedi serupa yang memakan korban lebih dari 300 orang. Kronologi terjadinya peristiwa saat itu juga hampir sama seperti yang terjadi di Stadion Kanjuruhan. Dimulai dari invasi suporter ke lapangan hingga berakhir dengan tindakan tegas kepolisian yang memicu kepanikan massal suporter.
Karena tragedi semacam itulah, FIFA sebenarnya telah mengeluarkan sebuah peraturan terkait larangan penggunaan alat peredam kericuhan macam gas air mata dan senjata api dalam setiap pertandingan sepak bola.