Kanal24, Malang – Universitas Brawijaya (UB) terus menekankan visinya menjadi universitas pelopor dan pembaharu. Hal ini ditegaskan Rektor UB, Profesor Widodo, dalam setiap agenda bersama dekan-dekan fakultas dan pimpinan lembaga.
“Visi kita adalah menjadi universitas pelopor dan pembaharu yang diimplementasikan lewat karya,” ungkap Prof. Widodo.
Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan (FIKES) UB, Prof. Dian Handayani, S.KM., M.Kes., PhD, menyatakan bahwa fakultasnya telah membangun fondasi untuk mendukung visi tersebut. Ia menjelaskan langkah-langkah strategis FIKES untuk mendukung prioritas universitas, terutama target masuk QS 500.
Capaian Publikasi dan Atmosfer Akademik
FIKES menargetkan kontribusi signifikan dalam pencapaian 4.000 publikasi internasional yang menjadi prioritas universitas. Dengan 74 dosen, FIKES memiliki perjanjian kinerja yang mencanangkan 128 publikasi untuk tahun ini. Strategi yang diambil mencakup fasilitasi pendanaan internal dan dorongan bagi dosen untuk memperoleh pendanaan eksternal.
“Kami mendorong dosen untuk memanfaatkan data sekunder dari survei kesehatan nasional seperti Riskesdas dan Surkesnas,” jelas Prof. Dian. “Selain itu, program seperti UB Star memberikan kesempatan mahasiswa melakukan penelitian dengan mitra internasional.”

Kolaborasi Internasional dan Akademik Leadership
Kolaborasi internasional menjadi salah satu upaya strategis FIKES. Program UB Star, misalnya, memungkinkan mahasiswa dan dosen untuk menjalin kerja sama dengan universitas luar negeri seperti University of Wollongong. Di sana, mahasiswa dapat mengikuti penelitian laboratorium, publikasi bersama, dan pengawasan oleh co-supervisor dari institusi mitra.
Di tingkat fakultas, Prof. Dian menekankan pentingnya academic leadership. “Dosen senior harus menggandeng dosen junior dalam penelitian bersama, sehingga terbentuk ekosistem akademik yang solid,” ujarnya.
Prof. Dian juga berharap ada peningkatan akademik leadership dan sistem peringatan dini (early warning system) yang dapat membantu dosen mengelola kenaikan pangkat secara terencana.
Saat ini, FIKES memiliki tiga profesor dan enam lektor kepala. Jumlah ini akan terus ditingkatkan untuk memenuhi syarat pendanaan penelitian yang sering kali bergantung pada jabatan fungsional. Oleh karena itu, pengembangan dosen menjadi prioritas.
Sistem Digital untuk Peningkatan Efisiensi
Dalam rapat pimpinan universitas (Rapim), Prof. Widodo juga menyoroti perlunya penerapan enterprise architecture yang memungkinkan sinkronisasi data dosen, penelitian, dan aktivitas akademik lainnya secara digital.
“Dengan sistem ini, setiap aktivitas dosen akan tercatat secara rinci, sehingga tidak ada capaian yang terlewatkan,” tambah Prof. Dian.
Kolaborasi dengan Mitra Nasional dan Internasional
FIKES UB telah menjalin kerja sama dengan 73 mitra nasional, termasuk rumah sakit dan dinas kesehatan, serta 15 mitra internasional. Kolaborasi ini mencakup berbagai bidang, seperti pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat.
Ke depan, FIKES berencana memperluas kerja sama untuk menciptakan dampak lebih besar. “Misalnya, kami tidak hanya menjadikan rumah sakit sebagai lahan pendidikan, tetapi juga mitra penelitian dan pengabdian masyarakat,” ujar Prof. Dian.
Dengan langkah-langkah strategis ini, FIKES UB optimis dapat mendukung visi besar universitas untuk menjadi pelopor dan pembaharu, sekaligus meraih posisi dalam QS World University Rankings 500 besar.(Din)