Kanal24, Malang – Penanganan perundungan dan kekerasan seksual di lingkungan kampus adalah isu yang sangat penting dan mendesak. Kasus-kasus ini tidak hanya merusak moral dan integritas institusi pendidikan, tetapi juga mengganggu kesejahteraan psikologis korban.
Di tengah urgensi ini, dukungan dari berbagai pihak sangat diperlukan untuk menciptakan lingkungan kampus yang aman dan inklusif. Dalam hal ini, Dharma Wanita Persatuan (DWP) Universitas Brawijaya (UB) mengambil langkah konkret untuk mendukung upaya Satuan Tugas Pencegahan Perundungan dan Kekerasan Seksual (PPKS) dalam menangani berbagai bentuk perundungan dan kekerasan seksual di lingkungan kampus.
Ketua Dharma Wanita Persatuan (DWP) UB, Rani Mariana Ulfa, SE, hadir dalam Rapat Koordinasi Kekerasan Seksual di Lingkungan Kampus pada Kamis (25/07/2024). Rapat ini bertujuan untuk membahas teknis pelaksanaan kampanye dan pencegahan kekerasan seksual serta perundungan di lingkungan kampus.
Rani Mariana Ulfa menyampaikan bahwa DWP UB sudah terlibat aktif sejak tahun 2023 dalam kampanye dan pencegahan kekerasan seksual dan perundungan.
“Acara ini sebetulnya hanya rapat koordinasi namun ini dari kegiatan yang memang kita sudah gagas semenjak dari tahun kemarin ya tahun 2023 bahwa Dharma Wanita Universitas Brawijaya ini diminta untuk ikut peran dalam masalah kampanye dan pencegahan kekerasan seksual dan perundungan,” ujarnya.
Rapat ini juga menjadi ajang untuk evaluasi kinerja selama satu tahun terakhir, serta merencanakan langkah-langkah ke depan. “Jadi sebetulnya feedback apa saja yang sudah kita kerjakan satu tahun ini beserta nanti apa yang kita mau kerjakan untuk pencegahan kekerasan seksual,” tambah Rani.
DWP UB bekerja sama dengan tim Satgas PPKS UB dan Unit Layanan Kekerasan Seksual dan Perundungan memastikan bahwa segala bentuk kekerasan di lingkungan kampus dapat diatasi dengan baik.
Meskipun DWP UB tidak menangani kasus kekerasan secara langsung, mereka memainkan peran penting sebagai pendukung dan pendamping.
“Sebetulnya kita tidak menangani tetapi kita membantu layanan unit layanan kekerasan seksual dan perundungan serta Satgas PPKS UB,” jelas Rani.
Untuk lebih efektif dalam menjalankan peran ini, DWP UB memiliki tim khusus yang melakukan sosialisasi dan pencegahan kekerasan seksual. “Kita punya tim yang memang melakukan tugasnya dan melakukan pencegahan kekerasan seksual. Nah kita sosialisasikan itu di mahasiswa baru jadi kita masuk untuk roadshow ke fakultas-fakultas di 18 fakultas,” jelas Rani.
Dalam kegiatan ini, DWP UB mengenalkan diri dan menjelaskan peran serta kerja sama mereka dengan berbagai pihak terkait, dengan tujuan memberikan informasi kepada mahasiswa baru bahwa UB tidak menoleransi kekerasan seksual dan perundungan.
“Dalam sosialisasi tersebut, kita memberikan info kepada mahasiswa bahwa kita sama sekali tidak toleran terhadap kekerasan seksual dan perundungan. Peran kita di sini adalah untuk mendampingi mereka jika ada yang merasa terganggu dengan lingkungan atau seseorang, kita bisa membantu mereka untuk berkomunikasi atau mengarahkan apa yang harus mereka lakukan,” ujar Rani.
Dengan langkah-langkah konkret ini, DWP UB dan Satgas PPKS UB berharap dapat menciptakan lingkungan kampus yang aman dan nyaman bagi seluruh mahasiswa, serta memberikan dukungan yang dibutuhkan bagi mereka yang mengalami masalah terkait kekerasan seksual dan perundungan. (nid/yor)