Kanal24, Malang – Kesadaran menjaga lingkungan harus dimulai sejak dini. Semangat inilah yang diusung oleh sekelompok mahasiswa Universitas Brawijaya dalam Program Mahasiswa Membangun Desa (MMD) 2025 lewat inisiatif bertajuk EcoBottle Project. Kegiatan edukatif dan kreatif ini digelar di MI Al-Ma’arif 02 Malang pada Rabu (23/07/2025), menyasar siswa-siswi kelas 5C dengan tema: Belajar Mengolah Sampah Lewat Tangan Anak Bangsa.
Tujuannya jelas: mengajarkan anak-anak tentang pentingnya pengelolaan sampah melalui kegiatan daur ulang yang menyenangkan dan aplikatif. “Kami ingin menanamkan kesadaran lingkungan dengan cara yang sederhana dan menyenangkan bagi anak-anak,” ujar Irvan Shofiyanto, mahasiswa Universitas Brawijaya yang menjadi penanggung jawab program EcoBottle Project.
Baca juga : Cegah Stunting, MMD UB Kenalkan Wonton Ayam sebagai PMT Sehat
Edukasi 3R yang Ramah Anak
Kegiatan dimulai selepas bel istirahat. Suasana ruang kelas yang biasanya hening, hari itu berubah ceria dengan kehadiran tim mahasiswa MMD UB. Anak-anak diajak mengenal konsep 3R (Reduce, Reuse, Recycle) lewat visual menarik, kuis ringan, serta dialog interaktif.
Irvan menjelaskan konsep 3R menggunakan bahasa sederhana dan contoh-contoh yang dekat dengan kehidupan sehari-hari anak-anak. “Sampah bukan untuk dibuang begitu saja, tapi bisa menjadi sesuatu yang bermanfaat,” ucapnya saat membuka sesi edukasi.
Siswa-siswi kelas 5C pun antusias. Mereka aktif bertanya dan menjawab, menyebutkan berbagai contoh sampah yang bisa didaur ulang, serta menyampaikan ide-ide mereka dalam mengurangi sampah di rumah.

Daur Ulang Botol Plastik Jadi Pot Gantung
Memasuki sesi praktik, siswa dibagi dalam kelompok kecil dan diajak ke halaman sekolah. Di bawah bimbingan mahasiswa MMD, mereka memanfaatkan botol plastik bekas menjadi pot gantung untuk tanaman hias. Tiap kelompok diberi dua botol bekas, cat warna-warni, kuas, gunting, dan bibit tanaman mungil.
Suasana langsung berubah menjadi penuh warna dan kreativitas. Ada yang menggambar motif bunga, wajah binatang, bahkan kereta api di permukaan botol. Beberapa anak menuliskan nama mereka sebagai “pemilik resmi” pot, menunjukkan rasa bangga terhadap karya daur ulangnya.
“Kami tidak menyangka anak-anak bisa sekreatif ini. Mereka sangat menikmati prosesnya,” kata salah satu mahasiswa MMD UB.

Menanam, Merawat, dan Membentuk Karakter
Setelah menghias pot, anak-anak melanjutkan kegiatan dengan menanam langsung tanaman hias ke dalam pot hasil kreasi mereka. Dengan penuh perhatian, mereka memasukkan tanah, menanam bibit, dan menyiramnya. “Seperti merawat makhluk hidup yang baru diciptakan,” komentar seorang guru yang turut menyaksikan kegiatan tersebut.
Hasil karya mereka kemudian dipajang di depan kelas 5C. Deretan pot gantung penuh warna itu menjadi pameran mini yang menyita perhatian siswa dan guru lain yang lewat. Bukan sekadar hiasan, tapi bukti nyata dari aksi kecil yang membawa dampak besar.
Harapan untuk Gerakan Berkelanjutan
Tak sekadar membekali pengetahuan, kegiatan ini diharapkan mampu membentuk kebiasaan baik dan pola pikir cinta lingkungan sejak dini. Tim MMD UB juga membagikan booklet sederhana berisi penjelasan konsep 3R dan langkah-langkah membuat pot dari botol bekas agar bisa dipraktikkan kembali di rumah.
“Semoga anak-anak terinspirasi dan bisa menularkan kebiasaan ini ke teman dan keluarga mereka,” harap Irvan.
EcoBottle Project menjadi salah satu bentuk kontribusi nyata mahasiswa UB dalam mendukung Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) poin ke-13: Penanganan Perubahan Iklim serta pendidikan berkualitas dan pembentukan karakter anak bangsa melalui pendekatan langsung ke sekolah dasar.
Kegiatan ini sekaligus menunjukkan bahwa menjaga lingkungan tidak harus rumit. Lewat tangan-tangan kecil yang penuh semangat, botol bekas bisa menjelma jadi karya yang berarti—dan masa depan bumi pun lebih hijau.(Din/Irv)