Kanal24, Malang – Penanggulangan penyakit menular seperti Hepatitis B memerlukan pendekatan menyeluruh, tidak hanya kepada masyarakat umum, tetapi juga pada lini terdepan sistem layanan kesehatan: kader posyandu dan tenaga kesehatan. Selama dua tahun terakhir, Divisi Gastroenterohepatologi Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya (FK UB) secara konsisten melaksanakan program pengabdian masyarakat di wilayah Gondanglegi, Kabupaten Malang, dengan fokus pada edukasi Hepatitis B.
Tahun pertama program menyasar masyarakat dewasa, sedangkan tahun kedua diperluas ke ibu hamil dan pasangan usia produktif. Hasilnya menunjukkan peningkatan signifikan dalam pengetahuan masyarakat mengenai pencegahan Hepatitis B. Namun, kader dan tenaga kesehatan belum mendapatkan intervensi serupa secara terstruktur. Menyadari pentingnya peran mereka sebagai ujung tombak promosi kesehatan, tahun ini FK UB mengarahkan program kepada peningkatan kapasitas mereka.
Edukasi di Puskesmas Gondanglegi
Program pengabdian bertajuk “Peningkatan Pengetahuan tentang Hepatitis B melalui Edukasi kepada Tenaga Kesehatan dan Kader Posyandu di Wilayah Gondanglegi Kabupaten Malang” ini dilaksanakan pada Sabtu, 26 Juli 2025 di Puskesmas Gondanglegi.
Peserta kegiatan terdiri 93 orang yang terdiri dari 27 tenaga kesehatan dari Puskesmas Gondanglegi dan 66 kader posyandu perwakilan dari 7 desa.
Materi yang disampaikan meliputi dasar-dasar penyakit Hepatitis B, cara penularan, strategi pencegahan, deteksi dini, serta peran strategis tenaga kesehatan dan kader dalam edukasi ke masyarakat.
Diskusi berlangsung aktif dengan sesi tanya jawab yang interaktif dan menggugah partisipasi peserta. Suasana kegiatan meriah namun tetap edukatif, menunjukkan komitmen tinggi dari peserta terhadap isu kesehatan masyarakat.

Dukung SDGs dan Roadmap Pengabdian Fakultas
Ketua pelaksana kegiatan, Dr. dr. Supriono, SpPD, KGEH, menegaskan bahwa program ini dirancang untuk memperkuat peran kader dan tenaga kesehatan dalam menghadapi tantangan penyakit menular, khususnya Hepatitis B.
“Kami ingin membekali kader dan tenaga kesehatan dengan pengetahuan yang kuat, agar mereka mampu menjadi agen perubahan dalam upaya promotif dan preventif di masyarakat. Ini adalah bagian dari komitmen kami mendukung pencapaian SDGs, khususnya di bidang kesehatan masyarakat,” ujar dr. Supriono.
Komitmen untuk Keberlanjutan
Peserta menyambut baik pelaksanaan kegiatan ini. Mereka menilai materi yang diberikan sangat relevan dengan situasi di lapangan dan berharap pelatihan seperti ini dapat dilakukan secara berkala. Respons positif ini juga tercermin dari terbentuknya daftar kader aktif yang siap menjadi agen edukasi Hepatitis B di tingkat desa.
Dalam pengabdian ini tim FK UB juga membagikan booklet dan video yang berisi pengetahuan mengenai hep. B yang bisa diakses secara berkelanjutan oleh peserta.
Output dari kegiatan ini meliputi peningkatan pengetahuan peserta, komitmen bersama untuk edukasi berkelanjutan, serta rencana tindak lanjut berupa pelatihan lanjutan, distribusi media edukatif, dan pemantauan dampak kegiatan secara berkala.
Kegiatan ini diselenggarakan oleh Divisi Gastroenterohepatologi FK UB dengan dukungan dana dari PNBP FK UB 2025. Tim pelaksana melibatkan sejumlah staf dosen seperti Dr. dr. Supriono, SpPD, KGEH; Dr. dr. Bogi Pratomo Wibowo, SpPD, KGEH; Dr. dr. Syifa Mustika, SpPD, KGEH; dan dr. Mochamad Fachrureza, SpPD. Selain itu, turut serta para fellow, anggota PAPDI, PPDS, dan mahasiswa S1.
Dengan pendekatan berbasis bukti dan kolaborasi lintas lapisan, kegiatan ini diharapkan mampu memperkuat sistem kesehatan berbasis komunitas dan menekan angka kejadian Hepatitis B di wilayah Gondanglegi secara berkelanjutan.(Din)