KANAL24, Jakarta – Ekonom Bank Danamon, Dian Ayu Yustina mengingatkan para pemangku kebijakan bahwa demonstrasi yang terjadi dalam jangka panjang, bisa menurunkan tingkat consumer confidence yang berimbas pada penurunan konsumsi masyarakat.
Jika hal itu terjadi, maka sebuah kerugian besar karena seharusnya krisis global yang terjadi saat ini bisa menjadi momentum Indonesia untuk tumbuh di perekonomian.
“Yang terjadi saat ini adalah capital outflow yang mencapai Rp1,1 triliun. Itu lumayan besar, karena kalau dilihat ekonomi sekarang, global sedang melambat, harusnya kita diuntungkan karena suku bunga kita masih menarik dibanding Eropa dan Amerika. Sehingga harusnya yang terjadi Capital Inflow, bukan Capital Outflow,” kata Dian di Jakarta, Selasa (1/10/2019).
Meski demikian menirut Dian, aksi demonstrasi yang terjadi saat ini baru sebatas mengakibatkan pasar keuangan terganggu, sehingga berimbas terhadap nilai tukar rupiah terhadap dolar AS dan juga IHSG .
“Kalau demo-nya jangka pendek, ini akan tergambar dari nilai tukar rupiah dan IHSG . Tapi kalau jangka panjang, secara overall bisa mengubah persepsi masyarakat dan mengganggu consumer confidence,” pungkasnya.
Sebagaimana diketahui, aksi demonstrasi terkait penolakan sejumlah RUU kontroversial di kawasan DPR RI saat ini telah berdampak pada pasar keuangan yang terefleksi pada nilai tukar Rupiah dan IHSG yang terjerembab.
IHSG pada hari ini ditutup melemah 30,85 poin atau 0,50 persen ke 6.138. Nilai tukar rupiah juga semakin kehilangan tenaganya. Tercatat mata uang Garuda terus melemah dalam tujuh hari terakhir ini. Mengutip Bloomberg, rupiah di pasar spot berakhir di level Rp 14.216 per dolar AS atau melemah 0,15 persen. Artinya rupiah telah melemah 1,15 persen dalam penurunan tujuh hari berturut-turut. (sdk)