KANAL24, Jakarta – Ekonom Bank BCA, Raden Pardede mengungkap, perlambatan pertumbuhan perekonomian saat ini memang terjadi di Indonesia. Namun demikian, perlambatan yang terjadi tidak seburuk yang terjadi pada negara lain, termasuk Singapura, Malaysia hingga Jerman.
“Saya kasih catatan besar bahwa kita Indonesia, dibandingkan dengan negara-negara yang saya sebutkan tadi, kita masih lebih baik. Tadi saya sebutkan Singapura, bahkan Jerman yang biasanya adalah negara yang luar biasa, mereka mengalami negatif growth,” ujar Raden dalam diskusi di main hall Bursa Efek Indonesia (BEI) Jakarta, Senin (4/11/2019).
Indonesia, kata Raden juga jauh dari resesi. Optimisme Raden itu didasari oleh tingkat konsumsi masyarakat yang masih terjaga, nilai inflasi yang terjaga, hingga cadangan devisa negara yang juga masih aman sehingga Bank Indonesia bisa menjalankan fungsi moneternya.
“Bahwa kita (mengalami) perlambatan iya, tapi seluruh dunia juga melambat. Jadi dalam hal itu kita harus juga menghibur diri bahwa Indonesia tidak seburuk hal yang dipersepsikan,” tuturnya.
Sebagaimana diketahui, sejumlah kalangan menilai bahwa pertumbuhan ekonomi kuartal III-2019 diyakini tidak akan mencapai level 5 persen. Sejumlah indikator seperti kredit perbankan yang mengalami perlambatan, konsumsi masyarakat yang relatif stagnan, penurunan sektor industri dan juga belanja pemerintah yang belum optimal, dianggap tidak akan mampu mendorong angka pertumbuhan ekonomi.
BPS sendiri pada Jumat (1/11) lalu mengumumkan pertumbuhan industri manufaktur besar dan sedang pada triwulan III-2019 hanya 4,35 persen. Angka itu lebih rendah dari pertumbuhan pada periode yang sama pada 2018 yang sebesar 5,04 persen, maupun pada 2017 yang sebesar 5,46 persen. (sdk)