Kanal24, Malang – Menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Malang, pertumbuhan ekonomi di wilayah tersebut pada tahun 2022 mencapai 6,32 persen, yang merupakan angka tertinggi dalam sepuluh tahun terakhir.
Kepala BPS Kota Malang, Erny Fatma Setyoharini, dalam sebuah konferensi pers secara virtual di Kota Malang, Jawa Timur, pada hari Rabu, menjelaskan bahwa pertumbuhan ekonomi Kota Malang sangat dipengaruhi oleh peningkatan aktivitas masyarakat setelah pandemi COVID-19 terkendali.
“Pertumbuhan ekonomi Kota Malang pada 2022, tubuh 6,32 persen. Ini dipengaruhi oleh aktivitas masyarakat yang meningkat setelah pandemi terkendali,” kata Erny.
Erny menjelaskan bahwa pertumbuhan ekonomi Kota Malang pada tahun 2022 mencapai angka tertinggi dalam sepuluh tahun terakhir. Sebelumnya, pertumbuhan ekonomi Kota Malang yang tertinggi tercatat pada tahun 2013 sebesar 6,20 persen.
Menurutnya, meskipun terjadi perlambatan ekonomi global, perekonomian Kota Malang, Jawa Timur, dan Indonesia secara keseluruhan mampu tumbuh dengan baik pada tahun 2022. Kinerja ekonomi pada tahun tersebut menguat dengan pertumbuhan mencapai level lima persen, seperti kondisi sebelum terjadi pandemi.
“Ini merupakan pertumbuhan ekonomi Kota Malang yang tertinggi sejak sepuluh tahun terakhir,” ujarnya.
Erny menambahkan bahwa Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) Kota Malang juga mengalami kenaikan dari sebelumnya sebesar Rp76,62 triliun menjadi Rp84,80 triliun pada tahun 2022.
“Sementara PDRB atas dasar harga konstan, juga naik dari Rp53,30 triliun pada 2021 menjadi RP56,67 triliun pada 2022,” ujarmya.
Jika dilihat dari distribusi dan pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kota Malang menurut lapangan usaha, sektor perdagangan mencatat pertumbuhan tertinggi dengan 6,78 persen dan distribusi sebesar 29,54 persen.
Pertumbuhan PDRB Kota Malang menurut lapangan usaha juga diikuti oleh sektor industri yang tumbuh sebesar 6,74 persen dengan distribusi sebesar 26,74 persen, sektor konstruksi yang tumbuh 6,96 persen dengan distribusi sebesar 12,51 persen, jasa pendidikan yang tumbuh 0,46 persen dengan distribusi sebesar 7,47 persen, dan sektor akomodasi dan makanan yang tumbuh 11,70 persen dengan distribusi sebesar 4,72 persen.
“Sementara lapangan usaha dengan pertumbuhan tertinggi adalah sektor transportasi dan pergudangan, tumbuh 16,65 persen dengan distribusi 2,61 persen,” katanya.
Menurut catatan BPS Kota Malang, sumber pertumbuhan ekonomi Kota Malang pada tahun 2022 berasal dari sektor perdagangan yang memberikan kontribusi sebesar 2,1 persen.
Selanjutnya, sektor industri pengolahan memberikan kontribusi sebesar 1,56 persen pada pertumbuhan ekonomi Kota Malang pada tahun 2022, diikuti oleh sektor konstruksi sebesar 0,90 persen, akomodasi dan makanan sebesar 0,49 persen, transportasi dan pergudangan sebesar 0,41 persen, serta sektor lainnya sebesar 0,86 persen.
Berdasarkan distribusi dan pertumbuhan PDRB Kota Malang menurut pengeluaran, konsumsi rumah tangga memperlihatkan pertumbuhan sebesar 5,78 persen dengan distribusi mencapai 66,51 persen.
Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) merupakan faktor kedua dalam distribusi dan pertumbuhan PDRB Kota Malang menurut pengeluaran, dengan pertumbuhan sebesar 11,35 persen dan distribusi 34,45 persen. Ekspor memperlihatkan pertumbuhan sebesar 8,60 persen dengan distribusi 48,27 persen, sedangkan konsumsi pemerintah tumbuh 1,68 persen dengan distribusi 2,77 persen.
Berdasarkan sumber pertumbuhan ekonomi Kota Malang 2022 menurut pengeluaran, konsumsi rumah tangga merupakan faktor tertinggi dengan pertumbuhan mencapai 3,83 persen, diikuti oleh PMTB dengan pertumbuhan 3,52 persen, dan sektor lainnya hanya tumbuh sebesar 0,06 persen.
“Pada 2022, konsumsi rumah tangga menjadi pertumbuhan tertinggi mencapai 3,83 persen,” katanya.