KANAL24, Jakarta – Dalam beberapa saat lagi, pertumbuhan ekonomi (PE) kuartal III 2020 bakal segera dirilis. Presiden Joko Widodo (Jokowi) belum lama ini sempat menyebutkan bahwa pertumbuhan ekonomi di periode tersebut membaik meskipun masih di level minus.
Memprediksi hal itu, Ekonom Bank Permata Josua Pardede, mengatakan angka pertumbuhan ekonomi akan berada di level -3,13 persen (year on year/yoy). Dengan perkiraan tersebut, maka Indonesia masuk resesi karena ekonomi selama dua kuartal negatif.
Dikatakan bahwa penyebab utama pertumbuhan ekonomi masih minus adalah konsumsi rumah tangga yang juga masih minus. Padahal sektor ini menjadi penentu utama dari pertumbuhan ekonomi nasional selama ini.
“Hal tersebut dipengaruhi oleh kebijakan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) transisi di berbagai daerah di Indonesia yang mendorong peningkatan pada pergerakan masyarakat, meskipun situasinya belum kembali ke level normal,” kata Josua dalam keterangannya, Kamis (5/11/2020).
Konsumsi rumah tangga, tambah Josua, menunjukkan perbaikan yang terbatas sepanjang kuartal III 2020. Laju penjualan ritel pada periode Juli-September 2020 minus 7,3 persen yoy dibandingkan laju penjualan ritel pada kuartal 2019 yang tercatat 0,7 persen yoy.
“Sementara itu, meskipun trennya membaik, indeks kepercayaan konsumen pada periode kuartal ketiga tercatat minus 31,6 persen nyoy dari akhir kuartal sebelumnya yang tercatat minus 33,7 persen yoy,” imbuh Josua.(sdk)