Kanal24, Jakarta – Di tengah dinamika global yang masih bergejolak, perekonomian Indonesia justru masih bertahan solid. Pada triwulan III-2025, ekonomi nasional tumbuh sebesar 5,04 persen (year on year/yoy), ditopang oleh permintaan domestik yang kuat, kinerja ekspor yang impresif, serta belanja pemerintah yang optimal.
Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menegaskan, capaian ini menjadi bukti bahwa pengelolaan APBN dilakukan secara efektif, dengan koordinasi erat bersama otoritas moneter dan sektor keuangan.
“APBN berperan menjaga daya beli masyarakat dan mendukung kinerja dunia usaha agar lebih berdaya saing terutama di tingkat global. Dukungan fiskal juga diberikan melalui penempatan Rp200 triliun kas negara secara prudent untuk memastikan likuiditas ekonomi memadai, termasuk dukungan nonfiskal untuk debottlenecking demi realisasi investasi yang berkelanjutan,” ujar Menkeu dalam keterangannya, Kamis (6/11/2025).
Momentum Ekonomi Dorong Lapangan Kerja
Pertumbuhan ekonomi yang stabil turut menciptakan lapangan kerja bagi 1,9 juta orang, menurunkan jumlah pengangguran menjadi 7,46 juta jiwa atau Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) sebesar 4,85 persen—turun dari 4,91 persen pada Agustus 2024.
Di sisi permintaan domestik, konsumsi rumah tangga tumbuh 4,89 persen (yoy), didorong peningkatan mobilitas penduduk, transaksi digital, serta kebijakan pemerintah dalam menjaga daya beli. Sementara itu, konsumsi pemerintah naik 5,49 persen, seiring percepatan belanja barang dan pegawai masing-masing sebesar 19,3 persen dan 9,0 persen.
“Ini wujud komitmen pemerintah untuk menjaga momentum pertumbuhan ekonomi dan memperkuat daya beli masyarakat,” terang Purbaya.
Investasi dan Ekspor Jadi Penggerak Utama
Sektor investasi atau Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) tumbuh stabil di level 5,04 persen (yoy). Keyakinan pelaku usaha terhadap prospek ekonomi nasional serta stabilitas iklim usaha menjadi pendorong utama peningkatan ekspansi.
Dari sisi perdagangan, ekspor barang dan jasa mencatat pertumbuhan signifikan 9,91 persen (yoy)—menjadi salah satu penopang utama ekonomi. Peningkatan ini didorong oleh kuatnya permintaan negara mitra dagang, penguatan industri domestik, serta daya saing produk hilirisasi yang semakin kompetitif.
Sektor industri pengolahan juga menunjukkan performa solid, terutama pada subsektor berbasis hilirisasi yang terus berkembang dan berkontribusi besar terhadap ekspor bernilai tambah tinggi.
Stimulus dan Arah Kebijakan ke Depan
Menkeu menjelaskan, pemerintah terus memperkuat langkah fiskal melalui program stimulus senilai Rp34,2 triliun dan delapan program akselerasi sebesar Rp15,7 triliun pada triwulan IV 2025. Di saat yang sama, pembentukan Satgas Percepatan Program Strategis Pemerintah (P2SP) menjadi instrumen penting untuk mempercepat realisasi investasi dan mengurai hambatan birokrasi.
Selain itu, peran Danantara terus diperluas untuk menggerakkan partisipasi swasta dalam mendukung investasi berkelanjutan.
“Ke depan, pemerintah terus mendorong agar mesin pertumbuhan ekonomi berjalan lebih cepat. Kebijakan fiskal, sektor keuangan, dan iklim investasi yang sehat akan terus disinergikan untuk menciptakan pertumbuhan tinggi—tidak hanya tinggi, tetapi juga stabil dan merata,” tegas Purbaya.
Dengan capaian tersebut, pemerintah optimistis pertumbuhan ekonomi Indonesia pada akhir 2025 dapat mencapai target 5,2 persen, sekaligus memperkuat pondasi menuju ekonomi yang inklusif, tangguh, dan berkelanjutan.










