Kanal24, Malang – Ketahanan pangan menjadi isu yang semakin krusial bagi masyarakat Indonesia. Menyikapi hal ini Fakultas Pertanian (FP) Universitas Brawijaya (UB) mengadakan Seminar Nasional dalam rangka Dies Natalis ke-64 FP UB pada Kamis (1/11/2024) di UB Sport Centre. Seminar ini mengusung tema “Inovasi dan Resolusi Pertanian dalam Perspektif Kepemimpinan Jawa Timur” dan menghadirkan ketiga pasangan calon (paslon) gubernur dan wakil gubernur Jawa Timur.
Emil Elistianto Dardak, calon wakil gubernur Jawa Timur nomor urut 2, mengungkapkan bahwa sekitar 31,4 persen tenaga kerja di Jawa Timur terlibat di sektor pertanian. Namun, kontribusi Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) sektor pertanian hanya mencapai 11,04 persen, berbeda dengan sektor industri dan manufaktur yang nilai tambahnya mencapai 30 persen.
“Sekitar sepertiga masyarakat Jawa Timur bekerja di bidang pertanian, namun mereka harus berbagi keuntungan yang relatif kecil,” ujar Emil.
Ia menekankan pentingnya meningkatkan kesejahteraan petani melalui perbaikan di sektor hulu dan hilir agar keuntungan yang diperoleh petani dapat meningkat.
Emil juga menjelaskan bahwa Jawa Timur telah menjadi lumbung pangan nasional, dengan hasil pertanian yang menunjang sepertiga kebutuhan pangan nasional.
Pada 2019, pendapatan dari sektor pertanian Jawa Timur tercatat sebesar Rp165,9 triliun dan meningkat menjadi Rp177,63 triliun pada 2024. Jawa Timur juga menjadi produsen utama berbagai komoditas pangan nasional, menyumbang seperlima produksi padi, sepertiga produksi jagung, seperlima produksi daging sapi, hampir sepertiga produksi telur, dan hampir setengah produksi susu sapi di Indonesia.
Baca juga : Luluk Hamidah: Jatim Sebagai Lumbung Pangan Nasional, Petani Jangan Dibiarkan Bekerja Sendiri
“Kita harus memperhatikan rantai hulu dan hilir produk pertanian serta akses pasar agar kesejahteraan petani terus meningkat. Jawa Timur juga patut bangga menjadi produsen padi nomor satu di Indonesia,” jelas Emil.
Lebih lanjut, Emil mengungkapkan bahwa dengan luas lahan yang terbatas, perlu ada strategi intensifikasi. Salah satunya adalah mengurangi dampak negatif pupuk kimia pada tanah. Selama lima tahun terakhir, Pemerintah Provinsi Jawa Timur telah mendorong hilirisasi untuk meningkatkan pendapatan petani. Emil menekankan bahwa hilirisasi harus terus dikembangkan untuk memperkuat posisi Jawa Timur sebagai produsen pangan terkemuka di Indonesia.
“Untuk mendukung pendapatan petani di sektor hulu, kami telah meluncurkan proyek percontohan di Jombang melalui koperasi dengan sistem resi gudang yang melibatkan kliring berjangka, perbankan, dan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD). Ini memungkinkan petani mendapatkan keuntungan dari hilir, sekaligus arus kas yang diperlukan dengan cepat,” tambahnya.
Sementara itu, Dekan FP UB, Prof. M. Purnomo, S.P., M.Si., Ph.D., mengatakan bahwa pihaknya mengundang seluruh calon gubernur dan wakil gubernur untuk memaparkan visi dan resolusi pangan mereka bagi Jawa Timur.
“Jawa Timur telah menjadi lumbung pangan nasional dan harus dipertahankan mengingat tingginya serapan tenaga kerja. FP UB siap mendukung Pemprov Jatim, tidak hanya sebagai lumbung pangan nasional, tapi juga sebagai pelopor global untuk produk pertanian dan pangan dari Jawa Timur,” ungkapnya.
“Kami memiliki sumber daya manusia (SDM) yang mumpuni untuk mendukung Pemprov Jatim menjadi produsen pangan global,” tambah Purnomo.(haq/din)