KANAL24, Malang – Sebagai bukti nyata dalam menumbuhkan jiwa kewirausahaan civitas akademikanya. Fakultas Peternakan (Fapet) UB bekerja sama dengan PT. Charoen Pokphand Indonesia membangun supermarket wirausaha berbasis pembelajaran, Entrepreneur Teaching Center (ETC) yang terletak di lantai 1 gedung IV Fapet UB.
Banyaknya hasil penelitian dosen dan mahasiswa yang belum memiliki pasar konsumen, juga menjadi latar belakang didirikannya supermarket tersebut.
“Hadirnya supermarket ini sebagai wadah untuk menumbuhkan jiwa kewirausahaan mahasiswa secara real bukan hanya based on paper. Selain itu, supermarket ini juga sebagai sarana untuk mengkomersilkan produk-produk hasil penelitian mahasiswa dan dosen. Bersama PT. Charoen Pokphand ini, kita belajar bagaimana memanage suatu produk, membuat perjanjian dengan supplier, sharing profit, dan ilmu wirausaha lain langsung dengan perusahaan,” terang Rizki Prafitri, S.Pt., MA., Ph.D (Ketua Minat Sosial dan Ekonomi Fapet UB) kepada kanal24.co.id, senin (9/3/2020).
Sementara ini, ETC masih menjual produk-produk dari prima freshmart (anak perusahaan Charoen Pokphand), seperti telur, daging ayam dan olahannya berbentuk fresh meat hingga siap saji, mie instan, bumbu instan, serta makanan dan minuman ringan sembari menunggu proses pelabelan produk-produk hasil penelitian mahasiswa dan dosen Fapet seperti yoghurt, susu, telur, dan frozen food yang juga akan dijual di supermarket tersebut.
Adanya ETC ini juga dihubungkan dengan mata kuliah wajib kewirausahaan, yang mana Dekan Fapet UB Prof. Suyadi membuat program baru berupa pemberian modal sebesar 1 juta rupiah kepada mahasiswa. Program yang sedang berjalan di semester genap ini, juga menjadi salah satu langkah nyata pihak Fapet supaya mahasiswa dapat belajar wirausaha mulai dari perencanaan produk, bagaimana menentukan resiko penjualan, dan yang lain. Modal 1 juta rupiah merupakan pinjaman yang harus dikembalikan kepada fakultas oleh tiap tim mahasiswa. Apabila, mahasiswa mendapat keuntungan dari produk yang dijual, maka keuntungan tersebut 100 persen menjadi hak mahasiswa. Akan tetapi, jika mereka (mahasiswa) mengalami kerugian, tetap harus mengembalikan modal yang telah dipinjamkan.
“Pengawasan program baru ini, kami lakukan secara online melalui log book, semaca Google Classroom untuk meminimalisir kecurangan yang dilakukan mahasiswa. Nantinya, di akhir semester kami akan melakukan review penjualan. Melalui program ini, mahasiswa juga bisa menjual produknya di ETC karena memang ETC hadir sebagai sarana mahasiswa untuk belajar entrepreneur. Selain produk mahasiswa dan dosen, alumni yang sudah memiliki usaha juga bisa menjual produknya disini, yang tentunya dengan label spesial package for Fapet,” pungkasnya.
ETC yang telah soft opening pada 6/3/2020 lalu, rencananya juga akan melakukan grand opening. ETC ini merupakan salah satu bentuk Fapet UB mendukung Brawijaya menjadi entrepreneur university. (meg)