KANAL24, Malang – Agroindustri merupakan bagian penting dari pembangunan nasional. Perannya sangat strategis dalam meningkatkan nilai tambah produk primer hasil pertanian dan bahkan menyelesaikan persoalan-persoalan yang terjadi di hulu (on farm). Diungkapkan oleh Dekan Fakultas Teknologi Pertanian (FTP) UB, Prof. Dr. Ir. Imam Santoso, MP pada pengukuhan gelar professornya hari ini (2/10/2019). Imam dikukuhkan sebagai professor dalam bidang Ilmu Sistem dan Manajemen Agroindustri pada Fakultas Teknologi Pertanian (FTP) serta merupakan professor ke 12 di FTP dan ke 247 di UB.
“Kontribusi agroindustri makin signifikan dilihat dari serapan jumlah tenaga kerja, berkembangnya jumlah dan jenis produk yang dihasilkan, peningkatan segmen pasar yang makin luas, tumbuhnya industri terkait, dan sebagainya ,” ungkapnya.
Lebih lanjut, dalam posisi berperan strategis ini, agroindustri menghadapi sejumlah persoalan dan risiko dalam setiap mata rantai nilai pengelolaannya mulai dari hulu ke hilir. Pertama, menurunnya jumlah lahan pertanian produktif, yang belum diimbangi oleh program ekstensifikasi berupa penambahan lahan baru. Kedua, sistem produksi pertanian yang umumnya masih tradisional dengan sejumlah persoalan sosiokultural yang melingkupinya.
Putra kebanggaan Pamekasan ini menambhakan faktor ketiga penanganan panen dan pascapanen yang belum mendukung sistem panen terjadwal dan belum menjamin mutu hasil pertanian. Keempat sistem distribusi dan rantai pasok hasil pertanian dan produk agroindustri yang belum mendukung ketepatan dan kecepatan pemenuhan kebutuhan konsumen dan terakhir produksi agroindustri umumnya skala UMKM dengan keterbatasan sarana dan sistem produksi yang berimplikasi pada belum terjaminnya mutu produk dan bahkan tidak mampu menjawab dinamika preferensi konsumen.
Pengembangan agroindustri 4,0 dengan berbagai tantangan dan peluang memiliki potensi untuk dapat membantu memberikan solusi atas sejumlah permasalahan tersebut. Hal ini sekaligus akan menjawab persoalan adanya pergeseran pendekatan dari produksi komoditas primer ke arah pengembangan produk olahan bernilai tambah tinggi, sebagai konsekuensi dari perubahan orientasi dan preferensi konsumen.
Agroindustri 4,0 memberikan peluang bagi petani dan pelaku usaha dalam rantai pasok agroindustri untuk memperoleh insentif yang memadai. Selain itu, akan terjadi peningkatan nilai tambah dan nilai ekonomi dengan forward linkage yang sangat memadai untuk memberikan multiplier effect bagi seluruh pelaku terkait dalam sistem agroindustri.
“Era agroindustri 4.0 akan terus berkembang sangat cepat dengan segenap tantangan, risiko dan peluangnya, maka tidak ada pilihan lain kecuali menguatkan elemen dasar atau pilar utama pengembangan agroindustri,” tutup Imam. (meg)