Kanal24
No Result
View All Result
  • Berita Terkini
  • Perspektif
  • Pendidikan
  • Hukum
  • Politik
  • Ekonomi
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
  • Login
  • Berita Terkini
  • Perspektif
  • Pendidikan
  • Hukum
  • Politik
  • Ekonomi
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
No Result
View All Result
Kanal24
No Result
View All Result

Eudaimonia: Memahami Esensi Kebahagiaan Menurut Aristoteles

Dinia by Dinia
April 16, 2024
in Perspektif
0
Eudaimonia: Memahami Esensi Kebahagiaan Menurut Aristoteles

Ilustrasi Kebahagiaan (Freepik)

77
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

Oleh : Dinda Khalisa Khalifatunnisa*

Artikel ini bergerak dari keresahan penulis sebagai seorang remaja yang baru saja menjadi mahasiswa di perantauan dan sedang ditempa dalam proses pencarian jati diri sehingga kerap mempertanyakan arti kehidupan. Banyak orang mengucapkan selamat kepada seorang anak yang baru saja berhasil lolos ujian masuk salah satu universitas ternama di negaranya. Sang anak yang mendapat banyak ucapan selamat dan pujian dari banyak kerabatnya lantas merasa senang dan mendefinisikan hal tersebut sebagai sebuah kebahagiaan yang patut disyukuri. Selang beberapa waktu, sang anak mulai merasa terjebak dalam kesendirian akibat terbatas jarak oleh orang yang dikasihnya disertai rasa bersalah karena mengingat umur orang tuanya yang semakin bertambah, hingga akhirnya muncul sebuah pertanyaan, apakah ini definisi kebahagiaan yang ia yakini sebelumnya?

Sebelum mendalami lebih jauh tentang topik menarik yang menurut penulis kerap dirasakan banyak individu karena bersifat universal dan menyangkut setiap sendi kehidupan manusia karena berkaitan dengan arti kehidupan ini, mari kita kulik terlebih dahulu terkait definisi dari kebahagiaan itu sendiri. Psikologi modern mendefinisikan kebahagiaan sebagai subjective wellbeing atau kesejahteraan subjektif. Hal ini berarti setiap individu memiliki definisi kebahagiaannya sendiri tergantung kondisi kesejahteraan mereka.

Contoh mudahnya adalah saat seseorang yang sakit akan mendefinisikan sehat sebagai kebahagiaan, begitupun seseorang yang miskin akan mendefinisikan kaya sebagai kebahagiaan. Menilik sejarah dari pengertian kebahagiaan, seorang filsuf dari zaman yunani kuno bernama Democritus berpendapat bahwa kebahagiaan adalah ‘case of mind‘, dimana berisi pandangan subjektif mengenai apa itu kebahagiaan. Disisi lain, Socrates dan Plato mendefinisikan kebahagiaan melalui kacamata yag lebih objektif, dengan mengembangkan gagasan bahwa kehidupan terbaik adalah kehidupan di mana seseorang mengejar kesenangan dalam menjalankan kebajikan intelektual yang mana hal ini tidak sama dengan definisi kebahagiaan menurut salah seorang filsuf yang terkenal dengan silogisme, yaitu Aristoteles.

Aristoteles memperkenalkan istilah “eudaimonia” atau kebahagiaan untuk menggambarkan teori kebahagiaan yang dikembangkannya. Dalam prosesnya, Aristoteles menekankan bahwa manusia memiliki kapasitas rasional yang membedakannya dari hewan sehingga mencapai kebahagiaan melibatkan lebih dari sekadar pengejaran kesenangan. Dalam hal ini, kesenangan bukan hal yang semata dicari untuk mencapai kebahagiaan. Konsep eudaimonia bagi Aristoteles bukan hanya sekedar kesenangan atau kebajikan, melainkan merupakan aktivitas yang mengekspresikan kebajikan. Salah satu komponen utama dalam teori kebahagiaan Aristoteles adalah kebajikan.

Aristoteles berpendapat bahwa memiliki ‘kebajikan yang utuh’ atau karakter moral yang baik merupakan faktor kunci dalam mencapai kebahagiaan. Pertanyaan tentang tujuan akhir manusia menjadi dasar utama dalam pengembangan teori kebahagiaan oleh Aristoteles. Penulis menemukan ketertarikan dari pernyataan Aristoteles yang menyatakan bahwa kebahagiaan merupakan proses sepanjang hidup. Dengan demikian, kebahagiaan bukanlah kondisi sementara, melainkan sebuah tujuan seumur hidup yang memberi dorongan untuk memiliki kehidupan yang bermakna sekaligus menekankan arti penting sebuah tujuan akhir hidup – mencapai eudaimonia (kebahagiaan). Oleh karena itu, kebahagiaan dan proses menuju kebahagiaan merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan sehingga kebahagiaan bukan merupakan akhir dari segalanya, melainkan proses yang terlibat didalamnya.

Dalam menjalani kehidupan, manusia tidak terlepas dari kesukaran maupun kemudahan. Dalam hal ini, manusia perlu mengatur sudut pandangnya sendiri dalam merespon kesulitan yang sedang dihadapi. Melalui konsep kebahagiaan menurut Aristoteles, pengertian tentang adanya penderitaan akibat keyakinan bahwa kebahagiaan hanya terletak diakhir dapat digeser dengan proses menuju kebahagiaan atau dengan kata lain dengan mengubah perspektif penderitaan menjadi proses menuju kebahagiaan. Dengan hal ini, manusia dapat memandang suatu kejadian dalam hidupnya dengan lebih jelas dan optimis. 

Kebahagiaan tidak terlepas dari ilmu pengetahuan. Aristoteles percaya bahwa kemampuan penalaran merupakan hal yang paling istimewa yang dimiliki manusia. Oleh karena itu, ia berpendapat bahwa kegiatan menalar yang sungguh-sungguh adalah cara terbaik bagi manusia untuk menghabiskan waktunya. Dengan menggunakan penalaran secara baik, manusia dapat memperoleh pengetahuan yang terbaik, dan dengan pengetahuan itu, mereka dapat mencapai kebahagiaan.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Ilmu adalah pengetahuan tentang suatu bidang yang disusun secara bersistem menurut metode, sarana, dan alat tertentu. Disisi lain, pengetahuan adalah sejumlah informasi yang diperoleh manusia meski tidak melalui proses pengamatan, pengalaman, dan penalaran. Dengan demikian, menurut Karl Pearson, ilmu pengetahuan adalah lukisan atau keterangan yang lengkap dan konsisten tentang fakta pengalaman dengan istilah yang sesederhana atau sesedikit mungkin. 

Dalam proses menuju kebahagiaan, Aristoteles meyakini bahwa refleksi rasional dan praktik kebajikan perlu dilakukan oleh individu. Refleksi rasional adalah suatu proses pemikiran yang menggunakan logika dan penalaran untuk memahami dan mengevaluasi informasi serta situasi, tanpa bergantung pada keyakinan berdasarkan tradisi maupun mitos. Hal ini sejalan dengan konsep ilmu pengetahuan sehingga dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.

Disisi lain, praktik kebajikan menurut aristoteles berarti bahwa setiap aktivitas memiliki tujuan mengejar kebaikan. Dalam hal ini, cara pandang positif dalam menghadapi suatu kondisi perlu dilakukan untuk mencapai tujuan kebahagiaan. Cara pandang merupakan hal yang dapat dikontrol oleh manusia. Setiap individu memiliki kebebasan dalam memiliki sudut pandang yang ingin ia gunakan dalam memandang masalah dan memberi respon sadar terhadap kondisi tersebut.

Oleh karena itu, proses menuju kebahagiaan dimulai dengan usaha untuk memperbaiki keadaan internal, dilanjut dengan praktik eksternal yang keduanya memiliki kesinambungan dengan pemanfaatan ilmu pengetahuan dalam pengaplikasiannya. Refleksi rasional dan praktik kebajikan tercermin dalam kesesuaian antara gaya hidup, pemikiran, dan individu. Mulai dengan pemikiran positif tanpa prasangka negatif apapun dan meyakini bahwa kebahagiaan merupakan proses sepanjang hidup di mana kita perlu memfokuskan diri pada proses menuju kebahagiaan itu bisa menjadi langkah awal mencapai tujuan akhir – eudaimonia (kebahagiaan).

*)Dinda Khalisa Khalifatunnisa, Mahasiswa semester 2,Prodi Psikologi, Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik Universitas Brawijaya

Post Views: 1,427
Tags: Dinda Khalisa KhalifatunnisaEsensi KebahagiaanEudaimoniaMahasiswa Psikologi UBpsikologi ubuniversitas brawijaya
Previous Post

Melodi Glokalisasi di Kampung Jodipan Malang

Next Post

Peran Penting Logika Penyelidikan Ilmiah di Tengah Terobosan Teknologi

Dinia

Dinia

Next Post
Peran Penting Logika Penyelidikan Ilmiah di Tengah Terobosan Teknologi

Peran Penting Logika Penyelidikan Ilmiah di Tengah Terobosan Teknologi

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

  • Trending
  • Comments
  • Latest

ISLAM DAN PELESTARIAN LINGKUNGAN

August 4, 2023

Yuk Kenali Istilah Dalam Karate

August 3, 2023

AYAT-AYAT KREATIFITAS DAN INOVASI PELAYANAN

August 4, 2023
UB dan Perusahaan Happy Asmara Kembangkan Produk Lokal Go Global

UB dan Perusahaan Happy Asmara Kembangkan Produk Lokal Go Global

June 3, 2024
Permainan Interaktif Menjadi Media KKN FP UB Pupuk Minat Baca Anak Desa Kromengan

Permainan Interaktif Menjadi Media KKN FP UB Pupuk Minat Baca Anak Desa Kromengan

39
Dosen UB Kenalkan Teknologi Pembuatan Pakan Ternak dan Pupuk Organik ke Desa Plandirejo

Dosen UB Kenalkan Teknologi Pembuatan Pakan Ternak dan Pupuk Organik ke Desa Plandirejo

5
Layanan RSUB Kini Terintegrasi dengan Mobile JKN BPJS

Layanan RSUB Kini Terintegrasi dengan Mobile JKN BPJS

4

Review Film : Glass Onion: A Knives Out Story

3
Tampil Modis dan Stylish dengan Tunik, Ini Triknya!

Tampil Modis dan Stylish dengan Tunik, Ini Triknya!

May 18, 2025
Lip Scrub Terbaik, Bibir Cerah Alami, Bye-Bye Bibir Kusam!

Lip Scrub Terbaik, Bibir Cerah Alami, Bye-Bye Bibir Kusam!

May 18, 2025
Outfit Kemeja Putih, Tren Fashion agar Terlihat Lebih Elegan

Outfit Kemeja Putih, Tren Fashion agar Terlihat Lebih Elegan

May 18, 2025
Terungkap, Makan Jeruk Bisa Bantu Cegah Depresi

Terungkap, Makan Jeruk Bisa Bantu Cegah Depresi

May 17, 2025

Popular Stories

  • ISLAM DAN PELESTARIAN LINGKUNGAN

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Yuk Kenali Istilah Dalam Karate

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • AYAT-AYAT KREATIFITAS DAN INOVASI PELAYANAN

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • UB dan Perusahaan Happy Asmara Kembangkan Produk Lokal Go Global

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Yuk Kenali Sistem Swiss Manager Dalam Catur

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Berita
  • Tentang Kanal24
  • Galeri
  • Layanan
  • Pedoman Media Siber
Copyright Kanal24.com 2023

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Berita Terkini
  • Perspektif
  • Pendidikan
  • Hukum
  • Politik
  • Ekonomi
  • Gaya Hidup
  • Hiburan

Copyright Kanal24.com 2023