Kanal24, Malang – Pelayanan prima di perguruan tinggi mencerminkan profesionalitas sekaligus komitmen institusi dalam mendukung kemajuan mahasiswa. Selain itu, pelayanan berkualitas menjadi elemen penting dalam mewujudkan tata kelola yang bersih, transparan, dan sejalan dengan visi Zona Integritas Wilayah Bebas Korupsi (WBK). Dengan pelayanan optimal, institusi tidak hanya berfungsi secara efisien, tetapi juga membangun budaya profesional menuju tata kelola yang lebih baik.
Sebagai bagian dari upaya tersebut, Fakultas Peternakan (FAPET) Universitas Brawijaya (UB) menggelar Workshop Pelayanan Prima bagi Tenaga Kependidikan : Menuju Satuan Kerja Zona Integritas Wilayah Bebas Korupsi (WBK), pada Jumat (29/11/2024). Acara ini diadakan sebagai langkah strategis untuk meningkatkan kualitas pelayanan terhadap mahasiswa, sekaligus memperkuat komitmen menuju zona integritas.
Dekan FAPET UB, Prof. Dr. Ir. Muhammad Halim Natsir, S.Pt, MP., IPM., ASEAN Eng., menekankan pentingnya semangat melayani yang dilandasi rasa kekeluargaan dan niat ibadah. Ia menyampaikan harapan agar seluruh tenaga kependidikan dapat memberikan pelayanan yang lebih baik, tidak hanya secara teknis, tetapi juga dengan hati.
“Hari ini kita mengundang motivator untuk memberikan pelatihan tentang bagaimana melayani mahasiswa dengan baik. Pelayanan prima tidak hanya soal teknis administrasi, tetapi juga semangat melayani dengan hati, melihat mahasiswa sebagai anak kita sendiri,” ujar Prof. Halim.
Sempat menerima Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) dengan nilai C pada tahun 2023, membuat Fapet UB segera berbenah. Hal ini, menurut Prof. Halim, menjadi titik awal untuk melakukan reformasi besar-besaran. Setelah berbagai upaya perbaikan dilakukan, termasuk pengadaan pelatihan dan penerapan teknologi, nilai IKM fakultas meningkat signifikan menjadi A pada triwulan pertama hingga ketiga tahun 2024.
Salah satu inovasi unggulan yang diterapkan adalah aplikasi SI-FAPET, sebuah sistem yang dirancang untuk meminimalkan antrian pelayanan mahasiswa. Sebelumnya, proses pelayanan yang dilakukan secara manual menyebabkan antrian panjang. Dengan SI-FAPET, layanan administrasi menjadi lebih efisien dan terstruktur.
“Sejak tahun 2024 awal, antrean mahasiswa di Fakultas Peternakan sudah jauh berkurang. Semua layanan terintegrasi dalam aplikasi SI-FAPET , sehingga prosesnya cepat dan transparan. Namun, sistem digital ini tetap harus didukung oleh tenaga kependidikan yang memiliki semangat melayani dengan hati,” tambah Prof. Halim.
Workshop ini juga menjadi langkah persiapan Fakultas Peternakan UB dalam mendukung program Universitas Brawijaya menuju pelayanan prima berbasis zona integritas pada tahun 2025. Selain menerapkan sistem digital, FAPET UB sedang membangun ruangan khusus pelayanan prima untuk meningkatkan kenyamanan dan kemudahan akses bagi mahasiswa.
“Kami berharap, tidak ada lagi sikap saling lempar tanggung jawab di antara tenaga kependidikan. Semangat gotong royong dan pelayanan cepat serta benar harus menjadi budaya di Fakultas Peternakan,” ujar Prof. Halim.
Dalam pelatihan ini, tenaga kependidikan diberikan motivasi untuk memahami pentingnya melayani mahasiswa dengan sepenuh hati. Pelayanan yang dilakukan bukan hanya sekadar pekerjaan rutin, tetapi juga bentuk ibadah yang memberi makna lebih dalam kehidupan profesional mereka.
Acara ini diakhiri dengan diskusi interaktif antara peserta dan motivator, yang diharapkan mampu menggugah semangat baru bagi seluruh tenaga kependidikan Fakultas Peternakan UB.
Fakultas Peternakan UB optimis mencapai target sebagai satuan kerja dengan Wilayah Bebas Korupsi (WBK) yang menjadi inspirasi bagi fakultas lain di Universitas Brawijaya. (din/nid)