Kanal24, Malang – Di tengah tantangan menjaga kedaulatan pangan dan meningkatkan nilai tambah sektor peternakan di Indonesia, kapasitas industri sapi potong menjadi kunci strategis yang tak bisa diabaikan. Oleh karena itu Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya (Fapet UB) menggelar Kuliah Tamu Industri Peternakan Sapi Potong bersama General Manager PT. Juang Jaya Abdi Alam, William Bulo pada Jumat, (10/10/2025). Kegiatan ini diharapkan membuka wawasan mahasiswa agar tidak hanya memahami teori di bangku kuliah, melainkan juga realitas bisnis dan inovasi dalam rantai produksi dan pengelolaan peternakan.
Mengukuhkan Sinergi Akademisi dan Industri
Dalam sambutannya, Dekan Fapet UB, Prof. Dr. Ir. Muhammad Halim Natsir, S.Pt., M.P., ASEAN Eng. menegaskan bahwa pertanian bukan hanya soal budaya, tetapi juga soal keberdayaan ekonomi.
“Kami bangga dapat menjalin sinergi dengan PT Juang Jaya Abdi Alam. Meski pusatnya di Lampung, perusahaan ini juga aktif di Jawa Timur sebagai pasar. Bagi mahasiswa, ini kesempatan melihat bahwa peternakan modern bukan hanya beternak, tetapi juga mengelola rantai nilai, pengemasan, hingga branding produk,” ujarnya.
Prof. Halim pun menyentil bahwa sektor peternakan menghadapi tantangan biaya operasional yang meningkat, fluktuasi harga pakan, dan regulasi sanitasi. Mahasiswa diharapkan tidak hanya punya pengetahuan teknis, tetapi juga wawasan manajerial untuk membuat keputusan bisnis yang tepat saat nanti terjun ke industri.
Profil dan Model Usaha PT Juang Jaya Abdi Alam
PT Juang Jaya Abdi Alam (JJAA) merupakan perusahaan peternakan yang bergerak di bidang penggemukan sapi potong (feedlot) dengan sistem terintegrasi dari pembibitan hingga distribusi. Berdiri sejak 2001 dan berpusat di Lampung Selatan,PT Juang Jaya Abdi Alam menjadi salah satu pemain utama dalam industri daging sapi nasional. Perusahaan ini menerapkan sistem manajemen modern dengan teknologi berbasis efisiensi pertumbuhan, analisis produktivitas, serta pengelolaan pakan yang terukur untuk menjamin kualitas hasil produksi.
Sebagai bagian dari pengembangan bisnis, JJAA mulai merambah produksi susu dalam skala percobaan menggunakan sapi impor. Perusahaan juga menjalin kemitraan dengan berbagai institusi pendidikan, termasuk Politeknik Negeri Lampung, dalam penelitian dan inovasi agribisnis. Kolaborasi tersebut menjadi langkah strategis JJAA untuk memperkuat riset dan pengembangan dalam mendukung ketahanan pangan dan kemandirian industri peternakan nasional.
Di sisi lain, JJAA turut berupaya menjaga keseimbangan antara produktivitas dan tanggung jawab lingkungan. Setelah sempat menerima keluhan masyarakat terkait aroma dan limbah peternakan, perusahaan menata ulang sistem pengelolaan limbah melalui pembuatan kompos serta perbaikan transportasi limbah agar lebih ramah lingkungan. Langkah ini menunjukkan komitmen PT Juang Jaya Abdi Alam dalam menerapkan prinsip keberlanjutan dan memperkuat hubungan dengan masyarakat sekitar.
Dari Teori ke Praktik: Peluang bagi Mahasiswa
Kuliah tamu industri ini dirancang menjadi jembatan antara teori kampus dan realitas di lapangan. Mahasiswa Fapet UB mendapat kesempatan belajar dari General Manager PT. Juang Jaya Abdi Alam, William Bulo, tentang fasilitas beternak, sistem pemberian pakan, manajemen kesehatan ternak, dan proses bisnis di unit feedlot PT Juang Jaya Abdi Alam.
“Kita mengenalkan aspek teknis, operasional, hingga model bisnis peternakan. Mahasiswa harus melihat bahwa peternakan itu bukan sekadar memberi makan sapi, tapi juga mempertimbangkan efisiensi biaya, pertumbuhan, pemasaran, serta nilai tambah,” ujar William.
Prof. Halim menantang mahasiswa agar tidak puas menjadi peternak konvensional. Ia menyebut bahwa beberapa mahasiswa bahkan bisa interview langsung ke perusahaan setelah lulus, alias “tes jual beli” sebagai bagian dari pipeline karir.
Forum ini juga menjadi ajang dialog kritis — mahasiswa dapat bertanya langsung tentang tantangan operasional, regulasi karantina, pengolahan limbah, serta strategi mengurangi risiko kerugian. Semua itu penting agar mereka kelak tidak sekadar terjun ke sektor peternakan, melainkan mampu memimpin usaha dengan lebih bijak dan inovatif.
Menatap Masa Depan Peternakan Mandiri
Kuliah tamu industri dengan PT Juang Jaya Abdi Alam ini bagian dari upaya lebih luas membangun peternakan unggul di Indonesia. Dengan menjalin kemitraan kampus-industri, Fapet UB berkomitmen menghasilkan lulusan yang tidak hanya kompeten teknis, tetapi juga memiliki jiwa wirausaha dan kemampuan manajerial.
Bagi PT Juang Jaya Abdi Alam, keterbukaan terhadap kampus dan masyarakat adalah strategi berkelanjutan. Beberapa kritik lingkungan menjadi tantangan sekaligus peluang perbaikan citra dan operasional perusahaan. Jika aspek teknologi, regulasi, dan keberlanjutan dijalankan dengan seimbang, perusahaan seperti JJAA dapat menjadi model peternakan modern yang memberi manfaat luas — dari petani, masyarakat sekitar, hingga ekosistem nasional.
Dengan kondisi seperti sekarang: pasar daging yang selalu ada, tantangan impor, dan kesadaran konsumen terhadap kualitas produk, peluang untuk meningkatkan produksi sapi potong sebagai bagian dari kedaulatan pangan sangat terbuka. Mahasiswa Fapet UB, dengan bekal ilmu, pengalaman lapangan, dan jejaring seperti ini, memiliki peluang untuk menjadi motor perubahan di dunia peternakan Indonesia.(Din)