Kanal24, Malang — Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya (Fapet UB) menggelar Workshop Penguatan Kemitraan Peternak dan Inovasi Budidaya Kambing dan Domba yang Berkelanjutan pada Sabtu (30/08/2025) di Gedung 5, Auditorium Lantai 8 Fapet UB. Kegiatan ini dihadiri oleh akademisi, praktisi, hingga perwakilan peternak, dengan tujuan memperkuat sinergi antara perguruan tinggi dan pelaku usaha peternakan, khususnya di sektor kambing dan domba.
Acara menghadirkan Drh. Widi Nugroho, Dosen Fakultas Kedokteran Hewan UB yang membawakan materi terkait inovasi budidaya, manajemen usaha, hingga strategi pemasaran ternak potong kecil. Selain itu, Dr. Ir. Agus Susilo , S.Pt., MP., IPM., ASEAN Eng., Wakil Dekan II juga turut hadir dalam acara.
Baca juga:
Open House UB 2025 Angkat Tema Pendidikan

Peran Perguruan Tinggi dalam Menjawab Tantangan Peternakan
Agus Susilo menegaskan bahwa workshop ini bertujuan untuk memberikan manfaat nyata kepada peternak melalui pendampingan berkelanjutan. Menurutnya, perguruan tinggi memiliki tanggung jawab untuk hadir di tengah persoalan yang dihadapi masyarakat peternak.
“Harapan kami, kegiatan ini dapat memecahkan berbagai permasalahan peternakan dari hulu sampai hilir. Mulai dari manajemen pemeliharaan, peningkatan kualitas ternak, hingga strategi pemasaran yang efektif,” ujarnya.
Agus juga menambahkan bahwa kambing dan domba termasuk kategori ruminansia kecil yang berperan penting dalam penyediaan protein hewani masyarakat. Namun, permasalahan yang dihadapi peternak cukup kompleks, mulai dari aspek pakan, kesehatan, hingga jaminan mutu produk.
Workshop Sebagai Ruang Kolaborasi
Tidak hanya memberikan materi akademik, workshop ini juga menghadirkan diskusi interaktif antara narasumber dan peternak. Para peserta diajak menggali solusi terkait inovasi budidaya yang ramah lingkungan, pemanfaatan teknologi digital marketing, hingga pola kemitraan yang berkelanjutan.
“Melalui forum ini, kami berharap terbentuk sebuah model kemitraan yang solid antara perguruan tinggi, peternak, dan investor. Dengan begitu, pembinaan tidak hanya berhenti pada teori, tetapi juga mampu menghadirkan dampak nyata bagi kesejahteraan peternak,” lanjut Agus.
Salah satu gagasan yang diangkat adalah pembentukan wadah bernama MoMo Domba, sebuah forum khusus bagi peternak untuk berdiskusi, bertransaksi, sekaligus menjaga standar mutu ternak yang dipasarkan. Forum ini diharapkan mampu menjadi ruang konsolidasi peternak dalam mengembangkan usaha secara kolektif.
Baca juga:
Open House UB 2025 Angkat Tema Pendidikan
Menuju Peternakan yang Inovatif dan Berdaya Saing
Melalui rangkaian workshop, peserta mendapatkan pencerahan terkait pentingnya inovasi dan keberlanjutan dalam budidaya kambing dan domba. Materi yang disampaikan tidak hanya menekankan aspek teknis, tetapi juga strategi pemberdayaan diri bagi peternak agar mampu bersaing di pasar modern.
“Kami ingin peternak tidak hanya fokus pada produksi, tetapi juga mampu memahami dinamika pasar. Dengan begitu, produk yang dihasilkan benar-benar memiliki nilai tambah dan mampu menembus pasar yang lebih luas,” terang Agus.Workshop ini menegaskan peran Fapet UB sebagai pusat keilmuan yang tidak hanya berorientasi pada akademik, tetapi juga memberikan kontribusi nyata dalam pengembangan sektor peternakan di Indonesia. Kolaborasi antara dunia pendidikan, peternak, dan investor diharapkan menjadi kunci terciptanya sistem peternakan yang mandiri, inovatif, dan berkelanjutan. (han/dpa)