Kanal24, Jakarta – Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya (Fapet UB) ikut meramaikan pameran International Livestock, Dairy, Meat Processing and Aquaculture Exposition (ILDEX Indonesia) 2025 yang berlangsung pada 17-19 September di ICE BSD City, Tangerang. Ajang ini menjadi salah satu platform terbesar di Asia Tenggara untuk sektor peternakan, pakan, kesehatan hewan, dan teknologi akuakultur.
ILDEX Indonesia 2025 diikuti oleh lebih dari 227 perusahaan pameran dari 26 negara, dengan lebih dari 250 brand unggulan dan ribuan pengunjung profesional. Pameran ini juga menyediakan rangkaian konferensi dan workshop yang membahas isu terkini seperti inovasi pakan, kesehatan hewan, serta praktik peternakan berkelanjutan.
Produk dan Inovasi Fapet UB
Di stan Fapet UB, berbagai produk inovatif ditampilkan sebagai wujud kontribusi akademisi dalam mendukung industri peternakan. Dr. Feri Eko Hermanto, S.Si., M.Si., dosen Fapet UB, menjelaskan bahwa pihaknya membawa sejumlah produk unggulan untuk dipamerkan.
“Kami memperkenalkan e-pakan, yakni pakan yang dirancang dengan pendekatan formulasi modern agar lebih efisien dan mampu mengoptimalkan nutrisi hewan,” terangnya.
Selain itu, Fapet UB juga menghadirkan suplemen pakan untuk ruminansia, termasuk produk bernama “Kampung Domis” dan “Pakatas.” Produk tersebut, menurut Feri, dikembangkan untuk memperkaya nutrisi hewan sekaligus meningkatkan kualitas hasil ternak.
“Yang istimewa tahun ini, kami juga membawa produk olahan hasil samping ternak berupa kulit yang diubah menjadi berbagai kerajinan tangan seperti tas. Ini bukan hanya bernilai estetika, tetapi juga memiliki potensi ekonomi yang besar karena memanfaatkan limbah ternak,” tambahnya.
Target Fapet UB di ILDEX Indonesia 2025
Lebih jauh, Feri menegaskan bahwa Fapet UB memiliki dua target utama dalam keikutsertaan mereka di ILDEX Indonesia 2025. Target pertama adalah menjalin kemitraan dengan berbagai pihak industri.
“Kami ingin menggandeng banyak mitra baru agar produk-produk penelitian akademik bisa diimplementasikan secara nyata, sekaligus membuka kesempatan magang berdampak bagi mahasiswa. Dengan begitu, mahasiswa kami bisa mendapat pengalaman langsung di dunia industri,” jelasnya.
Target kedua, lanjut Feri, adalah menarik investor atau pendanaan dari pihak swasta untuk mengembangkan produk olahan hasil ternak agar bisa bersaing dengan produk komersial lainnya.
“Kami ingin membangun branding baru dari produk hasil ternak yang sudah kami kembangkan, sehingga ke depan bisa masuk ke pasar dengan lebih kuat,” katanya optimistis.
Respon Positif Pengunjung
Respon dari pengunjung terhadap stan Fapet UB sangat positif. Banyak pengunjung, baik dari dalam negeri maupun luar negeri, yang menyatakan tertarik terhadap produk kerajinan kulit mereka, terutama desain dan potensi ekonominya. Beberapa pihak dari industri mengajukan kolaborasi, antara lain terkait pengembangan produk lokal dan penggunaan peralatan pendukung industri. Meskipun demikian, hingga kini baru satu kandidat investor yang menunjukkan minat konkret.
Partisipasi Fapet UB dalam ILDEX 2025 menunjukkan bagaimana akademisi tidak hanya berperan dalam penelitian, tapi juga dalam pengembangan produk nyata yang aplikatif dan bernilai ekonomi. Inovasi seperti suplemen pakan, olahan kulit hasil samping, dan e-pakan menjadi modal penting untuk meningkatkan ketahanan industri peternakan nasional, memanfaatkan sumber daya lokal, dan mendorong alih ilmu ke dalam praktik usaha.
Dengan peluang kemitraan dan investasi yang terbuka, Fapet UB berpotensi memperkuat sinergi antara pendidikan tinggi, industri, dan masyarakat, serta membantu mendorong industri peternakan Indonesia menuju era yang lebih modern, produktif, dan berkelanjutan.(Din/Sdk)