Kanal24, Malang – Dalam semangat memperkuat arah pembangunan ekonomi nasional yang inklusif, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya (FEB UB) menjadi tuan rumah penyelenggaraan Simposium Nasional 2025 bertajuk “Transformasi Ekonomi Indonesia: Hilirisasi Industri dan Perdagangan untuk Pertumbuhan Inklusif”. Acara yang berlangsung pada Rabu, (05/11/2025) di Aula Gedung F lantai 7 FEB UB ini diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Pascasarjana FEB UB (HMP FEB UB) dan menghadirkan sejumlah pakar lintas bidang, baik dari akademisi, pemerintah, maupun sektor swasta.
Wadah Diskusi Akademik untuk Ekonomi Inklusif
Simposium Nasional 2025 menjadi bagian dari agenda tahunan Himpunan Mahasiswa Pascasarjana FEB UB yang konsisten menghadirkan ruang diskusi akademik dan kolaboratif bagi berbagai pihak. Ketua Pelaksana, Neysa Adelia Nova Abdullah Putri, S.E, menjelaskan bahwa kegiatan ini diinisiasi sebagai wadah pertukaran gagasan antara akademisi, pelaku sektor swasta, dan pembuat kebijakan publik. Tema besar tentang hilirisasi dipilih sebagai respon atas dinamika pembangunan global dan nasional yang menuntut industrialisasi sebagai motor utama peningkatan daya saing ekonomi.
Baca juga:
Inovasi “Si Village”, PRISMA FP UB Ubah Potensi Jeruk Jadi Edupreneurship Desa

“Melalui simposium ini, kami ingin memperkuat pemahaman bahwa hilirisasi bukan hanya tentang pengolahan bahan mentah menjadi produk bernilai tambah, tetapi juga strategi pemerataan kesejahteraan masyarakat melalui pertumbuhan ekonomi yang inklusif,” ujar Neysa.
Neysa menambahkan bahwa Simposium Nasional tahun ini juga berfokus pada bagaimana kebijakan publik dapat berperan dalam menciptakan ekosistem ekonomi yang mendorong sinergi antara industri dan perdagangan. “Kami berharap dari forum ini akan muncul ide-ide konstruktif dan rekomendasi kebijakan yang dapat memperkuat transformasi ekonomi Indonesia ke arah yang lebih berkeadilan,” imbuhnya.
Kolaborasi Akademisi dan Praktisi Bahas Hilirisasi
Dekan FEB UB, Abdul Ghofar, S.E., M.Si., DBA., Ak. Di wakili oleh staff ahli Wakil Dekan 1 Muhammad Jazuli S.E., M.M menekankan pentingnya kolaborasi antarsektor dalam mewujudkan hilirisasi yang berkelanjutan. Menurutnya, perguruan tinggi memiliki tanggung jawab akademik untuk menyediakan dasar analitis yang kuat bagi kebijakan ekonomi nasional.
Rangkaian acara kemudian dilanjutkan dengan sesi diskusi utama yang menghadirkan tiga narasumber berkompeten, yaitu Prof. Putu Mahardika Adi Saputra, S.E., M.Si., M.A., Ph.D. dari FEB UB yang membahas hilirisasi dalam konteks pembangunan industri nasional; Prof. Ahmad Erani Yustika, S.E., M.Sc., Ph.D., Sekretaris Kementerian ESDM, yang menyoroti aspek kebijakan energi dan peran pemerintah dalam mendorong industrialisasi; serta Ajib Hamdani, Kepala Departemen Ekonomi Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), yang memberikan perspektif pelaku usaha terhadap kebijakan hilirisasi dan perdagangan.
Diskusi yang dimoderatori oleh Nur Bayti, S.Ikom., M.E, mahasiswa program doktoral Ilmu Ekonomi FEB UB, berlangsung interaktif dengan berbagai pertanyaan kritis dari peserta yang berasal dari kalangan mahasiswa, akademisi, dan praktisi ekonomi.

Mendorong Kolaborasi untuk Ekonomi yang Berkeadilan
Menutup acara, Neysa Adelia menyampaikan harapannya agar Simposium Nasional 2025 tidak berhenti sebagai ajang diskusi akademik semata, melainkan dapat menghasilkan dampak nyata bagi penguatan kebijakan ekonomi nasional. Ia berharap, hasil rekomendasi dari forum ini dapat diteruskan kepada pemangku kebijakan untuk menjadi bahan pertimbangan dalam perumusan arah transformasi ekonomi Indonesia.
“Yang kami harapkan bukan hanya ide dan wacana, tetapi juga kolaborasi lintas sektor yang dapat memberikan kontribusi langsung bagi pembangunan ekonomi nasional. Kami ingin kegiatan ini menjadi inspirasi bagi berbagai pihak untuk terus berinovasi dan berkolaborasi demi tercapainya pertumbuhan ekonomi yang inklusif,” tutur Neysa .
Dengan dukungan berbagai pihak, termasuk sponsor Nusa Wana Trip and Travel, Loekito Education Group, Cleo, Namsan, dan omah bantal serta media partner seperti Info UB, Bfast, kegiatan ini menjadi momentum penting bagi FEB UB untuk menunjukkan peran strategis perguruan tinggi dalam mendukung arah pembangunan ekonomi nasional berbasis riset dan kebijakan.
Melalui Simposium Nasional 2025 ini, HMP FEB UB menegaskan komitmennya sebagai garda akademik yang aktif mengawal isu-isu strategis perekonomian Indonesia menuju masa depan yang lebih inklusif, berdaya saing, dan berkelanjutan. (nid/yor)










