KANAL24, Malang – Sidang Pleno Asosiasi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Indonesia atau AFEBI ke-20 tahun 2023 resmi dimulai hari Rabu (5/7/2023) yang dihadiri oleh 80 anggota AFEBI yang terdiri dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis dari perguruan tinggi di seluruh Indonesia, baik yang bersifat konvensional maupun yang berbasis syariah. Mereka adalah Dekan, Wakil Dekan, Ketua Program Studi, dan Kepala Jurusan dari FEB seluruh Indonesia.
Sidang Pleno AFEBI kali ini mengangkat tema “Quick Wins Transformasi Ekonomi: Manifestasi Visi menuju Indonesia Emas 2045”. Ditemui di sela-sela forum Dekan FEB yang berlangsung di hari pertama ini, Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya, Abdul Ghofar, S.E., M.Si., M.Acc. DBA., Ak., menyampaikan alasan dipilihnya tema tersebut adalah karena keinginan dari para dekan FEB di Indonesia untuk bisa ikut berkontribusi pada kebijakan ekonomi Indonesia, utamanya dalam rangka bersiap menghadapi pergolakan tahun politik.
“Tema sidang Transformasi Ekonomi Menuju Indonesia Emas sebagai bagian dari pembahasan, karena kita tahu tahun depan di Indonesia mungkin akan terjadi perubahan pemerintahan sehingga para dekan ingin berkontribusi pada Indonesia kedepannya akan seperti apa,” kata Ghofar.
Lebih lanjut, Ghofar juga menjelaskan bahwa ada tiga isu yang diangkat dalam Sidang Pleno tahunan ini, yakni digitalisasi ekonomi dan hilirisasi ekonomi. Hal ini juga berkaitan dengan kepentingan ekonomi nasional dimana dua hal tersebut berperan dan terus bertumbuh secara masif dalam pergerakan ekonomi nasional. “Juga tentang digitalisasi di ekonomi kemudian hilirisasi yang Presiden Jokowi sedang laksanakan sehingga kita tidak hanya mengekspor raw material, tapi hilirisasinya menjadi sangat penting, lah. Konsep-konsep itu yang dibahas selama dua hari ini”.
Selain itu, ekonomi berkelanjutan juga menjadi topik pembahasan yang diangkat dalam sidang pleno kali ini. Hal ini berkaitan dengan menurunnya kualitas lingkungan terutama di Indonesia sebagai akibat dari pembangunan dan sistem ekonomi yang eksploitatif, sehingga topik ekonomi berkelanjutan dianggap penting untuk menjaga kelangsungan perekonomian Indonesia. “Kita ingin meramu itu, digitalisasi, green economy, dan hilirisasi ekonomi di Indonesia, itu yang ingin kita rangkum sebenarnya sehingga tahun 2045 kemiskinan ekstrim di Indonesia sudah 0, pemerataan pembangunan dan gini ratio sudah bisa turun, sekarang masih di 41 persen sehingga harus bisa turun lebih jauh lagi”. Tutur Ghofar.
Ketika dimintai keterangan terkait kesiapan FEB UB sendiri sebagai tuan rumah AFEBI 2023, Ghofar menuturkan bahwa FEB memiliki peran dalam penyusunan agenda Sidang Pleno ke-20 ini selain ikut berperan dalam pelaksanaannya. Selain itu, FEB UB sendiri sudah mengadopsi kurikulum ekonomi digital dan green economy sebagai bagian dari upaya mendukung upaya rektor Universitas Brawijaya untuk menjadikan Universitas brawijaya sebagai kampus berbasis AI.
Terakhir, Ghofar berharap agar nantinya hasil pembahasan dalam Sidang Pleno AFEBI ini dapat disuarakan baik kepada pemerintah yang saat ini menjabat dan pemerintahan terpilih pada 2024 nantinya agar ekonomi berkelanjutan dapat menjadi lebih baik lagi dan Fakultas Ekonomi dan Bisnis di Indonesia bisa berkontribusi pada generasi Indonesia Emas 2045. Selain itu Ghofar juga berharap agar dengan kesempatan ini, Universitas Brawijaya dapat menjadi contoh perguruan tinggi yang baik sehingga dapat berjalan beriringan dengan perguruan tinggi lain di Indonesia.(suf)