Kanal24, Malang – Produktivitas pertanian jeruk di Desa Pandansari, Kecamatan Poncokusumo, Malang, sering kali terganggu oleh populasi lalat buah yang merusak hasil panen. Masalah ini telah menjadi perhatian serius bagi petani, mengingat jeruk merupakan komoditas unggulan di wilayah tersebut. Untuk mengatasi masalah ini, Tim PPK Ormawa dari IAAS LC Universitas Brawijaya (UB) memperkenalkan solusi inovatif yang disebut Ferotron, sebuah perangkap hama lalat buah berbasis teknologi Internet of Things (IoT).
Dalam keterangan yang diterima Kanal24 (19/8/2024) dijelaskan bahwa kegiatan monitoring dan evaluasi program PPK Ormawa yang dilakukan oleh Universitas Brawijaya pada tanggal 1 Agustus 2024, Tim IAAS LC UB memaparkan perkembangan dan implementasi program mereka di Desa Pandansari. Monitoring ini dipimpin oleh Dr. Noer Rahmi Ardiarini, S.P., M.Si. sebagai dosen pembina, dan Dr. Aji Setyanto, S.S., M.Litt. sebagai dosen reviewer, serta didampingi oleh tim PPMPD UB.
Turut hadir pula perwakilan dari desa dan mitra kerja, termasuk Sekretaris Desa Pandansari Edi Haryanto, Ketua Kelompok Tani Madani Sidomukti Khusnan, dan perwakilan UB Tech, Eka Maulana, S.T., M.T., M.Eng.
Sekretaris Desa Pandansari, Edi Haryanto, menyampaikan apresiasinya atas kerja keras tim IAAS LC UB. “Teman-teman IAAS LC UB sudah menjalankan kegiatannya dengan baik. Sering juga berkunjung ke desa untuk melaksanakan kegiatannya. Kemarin juga sudah sempat melakukan sosialisasi perkenalan ke warga desa,” ujarnya.
Sementara itu, Khusnan, Ketua Kelompok Tani Madani Sidomukti, menambahkan bahwa kehadiran tim IAAS LC UB sangat membantu dalam pengelolaan lahan. “Anak-anak juga sering ke lahan untuk melakukan pengelolaan lahan. Selain itu juga sudah sempat mengikuti kegiatan warga,” katanya.
Ferotron, yang dirancang oleh tim mahasiswa ini, merupakan prototipe perangkap hama lalat buah yang tidak hanya menangkap hama, tetapi juga menghitung jumlahnya secara real-time dengan menggunakan sensor IoT. Inovasi ini diharapkan mampu membantu petani mengendalikan populasi lalat buah dengan lebih efektif, sehingga hasil panen jeruk dapat ditingkatkan. Selain itu, tim PPK Ormawa IAAS LC UB juga memperlihatkan hasil pembuatan kompos dan Pupuk Organik Cair (POC) dari limbah jeruk yang terkumpul selama pengelolaan lahan.
Ketua PPK Ormawa IAAS LC UB, Satria Dwi Rahmat Ali, menjelaskan pentingnya pengelolaan lahan yang baik dalam meminimalkan populasi hama. “Di lahan banyak kami temukan hama lalat buah dari buah jeruk yang telah jatuh dan dibiarkan begitu saja. Oleh karena itu, kami lakukan pengelolaan lahan. Dari pengelolaan lahan tersebut, kami mengumpulkan banyak limbah jeruk. Limbah tersebut kami manfaatkan untuk pembuatan kompos dan POC. Kompos dan POC tersebut dapat diaplikasikan ke tanaman, sehingga dapat berguna dan tidak menambah populasi hama lalat buah. Setelah pengelolaan lahan selesai, kami akan memasang Ferotron ini,” jelasnya.
Keberhasilan monitoring ini menunjukkan komitmen Tim PPK Ormawa IAAS LC UB dalam mengembangkan solusi cerdas untuk mendukung produktivitas pertanian yang berkelanjutan. Inovasi seperti Ferotron tidak hanya membantu petani dalam jangka pendek, tetapi juga mendukung kemajuan teknologi pertanian di masa depan.(din)