Kanal24, Malang — Fakultas Hukum Universitas Brawijaya (FH UB) menerima kunjungan resmi dari Fakultas Hukum Universitas Diponegoro (FH Undip) dalam rangka benchmarking program double degree Magister Ilmu Hukum. Acara tersebut berlangsung di Auditorium Lantai 6 Gedung A FH UB pada Senin (1/09/2025) dengan menghadirkan perwakilan kedua perguruan tinggi.
Dalam kesempatan ini, Dekan FH UB, Dr. Aan Eko Widiarto, S.H., M.Hum., menyambut hangat rombongan dari FH Undip dan menegaskan pentingnya kerja sama antar fakultas hukum dalam memperluas akses pendidikan bertaraf internasional. Sementara itu, FH Undip diwakili oleh Dr. Ratna Herawati, S.H., M.H., yang menjadi narasumber utama dalam kegiatan sharing session.
Baca juga:
Sekolah Rakyat Hadirkan Akses Pendidikan Setara

Benchmarking Program Double Degree
Dr. Aan menjelaskan bahwa kunjungan FH Undip ini berfokus pada benchmarking program double degree, sebuah skema pendidikan yang memungkinkan mahasiswa menempuh sebagian studi di Indonesia dan sebagian lainnya di luar negeri. Lulusan dari program ini akan mendapatkan dua ijazah sekaligus, baik dari perguruan tinggi dalam negeri maupun mitra di luar negeri.
“Fakultas Hukum UB saat ini telah bekerja sama dengan University of Newcastle di Australia serta menjalin rintisan dengan beberapa universitas di Inggris dan Malaysia. Melalui kerja sama ini, kami berharap mahasiswa bisa lebih mudah melanjutkan studi ke jenjang doktoral di luar negeri sekaligus memiliki daya saing lebih tinggi di dunia kerja,” jelas Dr. Aan.
Lebih lanjut, ia menekankan bahwa manfaat program double degree bukan hanya pada aspek akademik, melainkan juga pada peluang karier global. “Dengan ijazah dari luar negeri, mahasiswa memiliki nilai tambah ketika bersaing di pasar kerja internasional,” tambahnya.
Perspektif Undip: Belajar dari UB
Sementara itu, Dr. Ratna Herawati menyampaikan apresiasinya terhadap FH UB yang telah lebih dulu mengimplementasikan program double degree. Ia menilai kunjungan ini memberikan pengalaman berharga bagi FH Undip, khususnya dalam merancang kurikulum Magister Hukum yang lebih adaptif terhadap kebutuhan global.
“Kami ingin melihat seberapa jauh program double degree yang sudah dilaksanakan oleh FH UB, sehingga bisa menjadi bahan pembelajaran untuk kami. Dari sharing session ini, kami merasa sangat terbantu dan mendapat banyak masukan yang dapat diadopsi ke dalam kurikulum kami,” ungkap Dr. Ratna.
Ia menambahkan bahwa selain bertukar pengalaman, kunjungan ini juga mempererat hubungan silaturahmi antarperguruan tinggi hukum di Indonesia. “Kami senang bisa belajar bersama, dan tentu berharap silaturahmi ini terus berlanjut ke depannya,” ujarnya.

Baca juga:
FKG UB Perkuat Jejaring lewat KRONOLOGI BSMD
Harapan Kerja Sama Berkelanjutan
Kedua belah pihak sepakat bahwa pertemuan ini menjadi langkah awal menuju kolaborasi lebih konkret, baik dalam penyusunan kurikulum, implementasi program double degree, maupun peluang riset bersama. FH UB dan FH Undip optimistis bahwa kerja sama ini dapat mencetak lulusan magister hukum yang memiliki wawasan global, kompetensi mumpuni, dan daya saing tinggi.
“Harapan kami, ini bisa menjadi awal dari hubungan yang lebih erat, saling belajar, dan meningkatkan kualitas penyelenggaraan pendidikan hukum di Indonesia,” tutup Dr. Aan. (nid/tia)