Kanal24, Malaysia – Tim Pemeringkatan Internasional Fakultas Hukum Universitas Brawijaya (FH UB) berkunjung ke Malaysia pada pertengahan November lalu (13/11/2023) untuk menyusun kurikulum bersama (Joint Curriculum) dengan tiga universitas ternama, yaitu Universiti Kebangsaan Malaysia (UKM), Universiti Teknologi MARA (UiTM), dan Universiti Sains Islam Malaysia (USIM). Inisiatif ini dilakukan dalam rangka mendukung persiapan pelaksanaan International Undergraduate Program (IUP) yang telah resmi dibuka pada tahun 2023.
Diskusi-diskusi produktif dilakukan oleh Tim Pemeringkatan Internasional FH UB, yang diwakili oleh Prof. Dr. Setyo Widagdo, SH. MH., Dr. Reka Dewantara, SH. MH., Dr. Amelia Sri Kusuma Dewi, SH. MKn., Alfons Zakaria, SH. LLM., dan Rumi Suwardiati, SH. MKn. Mereka menjelaskan dan mendiskusikan persiapan IUP melalui penyusunan joint curriculum bersama dengan universitas-universitas di Malaysia.
Associate Professor Dr. Izawati Wook, Wakil Dekan bidang Akademik dan Internasional Fakulti Syariah dan Undang-undang (FSU) USIM, menyambut baik kolaborasi ini. Ia menyatakan bahwa kerjasama yang sudah terjalin antara FSU USIM dan FH UB memberikan keyakinan bahwa kerjasama penyusunan kurikulum ini akan berjalan sesuai harapan.
Dr. Mohd Zamro Muda, Wakil Dekan Prasiswazah Fakulti Pengajian Islam UKM, juga menyampaikan kesiapannya untuk menerima pertukaran mahasiswa dari FH UB. Mahasiswa IUP FH UB diundang untuk memilih mata kuliah yang ditawarkan pada setiap semester di UKM.
Hasil dari diskusi tersebut menunjukkan kesepakatan bahwa dalam kurikulum IUP FH UB, mahasiswa akan mengambil mata kuliah selama minimal satu semester di salah satu universitas di Malaysia yang telah menjalin kerjasama dengan FH UB. UKM, UiTM, dan USIM menjadi pilihan utama, namun tersedia juga opsi untuk melanjutkan studi di universitas mitra lainnya di Australia, Hongkong, Korea, dan Eropa.
IUP bertujuan meningkatkan jumlah mahasiswa asing di FH UB dan memberikan kompetensi yang dibutuhkan untuk pasar kerja internasional. Program ini diharapkan dapat menjalin kemitraan dengan universitas berperingkat QS 100, termasuk dalam pengiriman mahasiswa, joint supervisor, eksternal examiner, hingga adjunct professor, sebagai langkah menuju peringkat QS 100 by subject.
Selain menyusun kurikulum bersama untuk program sarjana, kunjungan ke Malaysia juga bertujuan memperkenalkan dan menginisiasi kerja sama dengan Program Studi Magister Kenotariatan Fakultas Hukum UB. Kunjungan tersebut diakhiri dengan pertemuan bersama Atase Pendidikan dan Kebudayaan Kedutaan Besar Republik Indonesia di Kuala Lumpur, Prof. Dr. Muhammad Firdaus, PhD, yang menyatakan dukungan penuh terhadap program internasionalisasi FH UB di Malaysia.
Dengan kerjasama ini, FH UB semakin memperkuat posisinya sebagai lembaga pendidikan yang mendukung internasionalisasi dan memberikan pengalaman belajar yang beragam bagi mahasiswa. (din/rma ho FH UB)