Kanal24, Malang – Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Brawijaya (FISIP UB) tengah melaksanakan tahapan wawancara untuk calon mahasiswa baru jalur International Undergraduate Program (IUP) tahun akademik 2025. Proses seleksi ini menjadi momentum penting bagi para peserta yang telah lolos tahap awal dan kini memasuki fase interview di tingkat fakultas. (15/04/2025)
Program IUP Universitas Brawijaya merupakan program pendidikan yang dirancang untuk memberikan pengalaman belajar dalam lingkungan internasional. Mahasiswa IUP akan menjalani proses pembelajaran di universitas mitra luar negeri melalui berbagai skema, seperti double degree, joint degree, internship, twinning, student exchange, hingga short program. Melalui program ini, mahasiswa tidak hanya akan memperoleh kompetensi akademik, tetapi juga ditantang untuk membangun keberanian, fleksibilitas, kesadaran lintas budaya, serta perspektif global yang kuat.

Heru Dintanufi, Kepala Subbagian Akademik FISIP UB, menyebutkan bahwa dalam seleksi IUP FISIP UB batch ini, tercatat sebanyak 22 peserta mendaftar ke tiga program studi yang tersedia, yaitu Ilmu Komunikasi, Ilmu Politik, dan Hubungan Internasional. Namun, hanya 10 peserta yang berhasil lolos ke tahap interview. “Dua peserta memilih Ilmu Komunikasi, delapan lainnya mendaftar ke Hubungan Internasional. Sementara untuk Ilmu Politik masih belum ada pendaftar,” ujarnya.
Ia juga menambahkan bahwa jumlah pendaftar tahun ini mengalami penurunan dibandingkan tahun lalu yang mencapai 30-an peserta. “Kami masih menunggu batch terakhir, harapannya bisa menutup kuota satu kelas internasional yang idealnya berisi 30 hingga 40 mahasiswa,” katanya.
Meskipun tes awal dilakukan secara terpusat oleh universitas, tahap interview menjadi tanggung jawab langsung pihak fakultas. Dalam tahap ini, peserta diuji kemampuan komunikasi, daya kritis, serta kesiapan beradaptasi dalam lingkungan akademik internasional. FISIP UB sendiri telah membentuk unit pengelola kelas internasional yang merupakan kolaborasi dari tiga program studi, dan berada di bawah koordinasi Wakil Dekan I untuk menjamin pengelolaan yang terintegrasi dan profesional.
Dari sisi infrastruktur, dua ruang kelas internasional telah disiapkan, dan dua lagi direncanakan untuk dibangun dengan fasilitas penunjang berstandar global. Selain itu, FISIP UB juga tengah merancang pembangunan gedung penghubung yang akan dilengkapi ruang-ruang kelas tambahan untuk menunjang proses pembelajaran IUP secara optimal.
“Yang membedakan program IUP dengan reguler adalah fasilitasnya yang lebih unggul. Karena ini program internasional, maka baik sarana, dosen, maupun sistem pengajaran harus benar-benar siap,” ungkap Heru.
Ia menegaskan, seiring dengan komitmen UB untuk mengembangkan IUP sebagai program unggulan, perlu dukungan berkelanjutan dari berbagai sisi. “Harapannya program ini terus berkembang dan menarik lebih banyak peminat. Tapi di sisi lain, kesiapan akademik dan fasilitas harus dipastikan sejalan dengan standar pendidikan global,” tutupnya. (fan)