Kanal24, Malang – Dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) Kabupaten Malang ke-1264 dan Dies Natalis ke-16 Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) Universitas Brawijaya, diadakan operasi bibir sumbing dan celah lelangit di RSUD Kanjuruhan, Kabupaten Malang. Acara ini berlangsung pada Jumat hingga Sabtu (20-21/09/2024), dan melibatkan kolaborasi antara FKG Universitas Brawijaya, FKG Universitas Airlangga, serta dukungan dari Indonesia Smile.
Operasi ini dilaksanakan dengan tujuan untuk membantu masyarakat yang menderita bibir sumbing dan celah lelangit, terutama mereka yang berasal dari keluarga kurang mampu.
Plt. Direktur RSUD Kanjuruhan, dr. Bobi Prabowo, Sp.EM, KEC, M.Biomed, menjelaskan bahwa prevalensi bibir sumbing di Malang mencapai angka 0,24 per 1.000 penduduk, yang artinya sekitar 648 orang di Kabupaten Malang terindikasi kondisi ini. Menurut dr. Bobi, penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa angka prevalensi tertinggi bibir sumbing di Indonesia ditemukan pada keluarga petani, terutama mereka yang terpapar pestisida.
“Penggunaan pestisida yang tidak aman, tanpa sarung tangan, dapat menyebabkan mutasi sel yang berujung pada kelahiran bayi dengan bibir sumbing. Selain itu, faktor-faktor lain seperti kurangnya asupan nutrisi, terutama asam folat pada ibu hamil, serta gaya hidup yang tidak sehat seperti merokok dan konsumsi alkohol juga berkontribusi,” ungkapnya.
Lebih lanjut, dr. Bobi menjelaskan bahwa sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat sangat penting dalam menurunkan angka prevalensi bibir sumbing. Pihak rumah sakit juga berkolaborasi dengan akademisi untuk mengevaluasi penggunaan pestisida yang lebih aman serta memberikan penyuluhan kepada ibu hamil agar rutin mengonsumsi suplemen asam folat melalui Posyandu.
Operasi yang dilakukan di RSUD Kanjuruhan kali ini bukanlah yang pertama. Tahun lalu, operasi serupa juga dilakukan, dan rencananya kegiatan ini akan menjadi program berkelanjutan.
“Kami menargetkan untuk terus menurunkan angka bibir sumbing di Kabupaten Malang. Saat ini, terdapat 14 pasien yang menjalani operasi, mulai dari bayi, balita, anak-anak, hingga orang dewasa,” kata dr. Bobi.
Menurutnya, operasi bibir sumbing memiliki dampak signifikan terhadap kualitas hidup penderita. “Bibir sumbing tidak hanya mempengaruhi estetika, tetapi juga kesehatan fisik seperti gangguan dalam berbicara dan pencernaan, serta berdampak psikologis pada penderita, terutama rasa minder dan kurang percaya diri,” tambahnya.
Ia juga menekankan bahwa langkah-langkah pencegahan harus dimulai sejak dini, termasuk melalui pemeriksaan kehamilan menggunakan USG yang lebih canggih, seperti 4 dimensi, untuk mendeteksi kemungkinan bibir sumbing pada janin.
Sementara itu, Wakil Rektor Bidang Riset dan Inovasi Universitas Brawijaya, Prof. Dr. Unti Ludigdo, SE., M.Si, Ak., menyampaikan apresiasi yang tinggi terhadap inisiatif ini. “Satu hal yang membanggakan adalah ketika kita bisa membantu saudara-saudara kita yang membutuhkan. Operasi bibir sumbing ini merupakan salah satu bentuk pengabdian kepada masyarakat yang sangat mulia. Kami berharap melalui program ini, para penderita dapat kembali percaya diri dan merasa setara dengan orang lain,” ujarnya.
Prof. Unti juga berharap kegiatan kolaboratif semacam ini dapat terus dilanjutkan dan dikembangkan. “Kami sangat mendukung program-program pengabdian masyarakat seperti ini. Ke depan, kami harap bisa mengembangkan skala kerja sama yang lebih luas dengan pihak-pihak lainnya untuk menciptakan dampak yang lebih besar bagi masyarakat,” tambahnya.
Kegiatan operasi bibir sumbing dan celah lelangit ini tidak hanya membawa manfaat medis, tetapi juga menjadi momentum penting dalam memperingati HUT Kabupaten Malang dan Dies Natalis FKG Universitas Brawijaya. Para peserta yang hadir, baik dari kalangan akademisi, praktisi kesehatan, hingga keluarga pasien, berharap agar program ini dapat terus berjalan setiap tahun untuk membantu lebih banyak masyarakat yang membutuhkan.
Operasi gratis ini diharapkan tidak hanya menurunkan angka prevalensi bibir sumbing di Malang, tetapi juga mengubah hidup para penderita agar bisa lebih percaya diri dan meningkatkan kualitas hidup mereka. (nid/yor)