Kanal24, Malang – Di tengah tuntutan global terhadap kesehatan hewan, keamanan pangan, dan pengendalian zoonosis, perguruan tinggi dituntut tidak hanya melahirkan riset, tetapi memastikan hasilnya benar–benar berdampak bagi masyarakat. Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Brawijaya (FKH UB) merespons tantangan itu dengan meluncurkan BRAVICH — Brawijaya Veterinary Innovation & Collaboration Hub, sebuah pusat inovasi yang dirancang untuk menghubungkan akademisi, industri, dan para mitra strategis secara lebih sistematis dan berkelanjutan.
Peluncuran BRAVICH dilakukan bersamaan dengan kegiatan Evaluasi Kerja Sama Tahunan FKH UB, Kamis (20/11/2025), di Aula Lantai 3 FKH UB. Agenda ini mempertemukan instansi pemerintah, industri klinik, lembaga konservasi, koperasi peternakan, mitra sosial, hingga para dosen dan pimpinan fakultas.
Mendorong Inovasi yang Memberi Dampak Nyata
Dekan FKH UB, drh. Dyah Ayu Oktavianie AP., M.Biotech., AP.Vet, menegaskan bahwa BRAVICH hadir sebagai jawaban atas mandat Kementerian untuk mengembangkan saintek berdampak. Menurutnya, inovasi tidak boleh berhenti sebagai artikel ilmiah, tetapi harus sampai ke industri dan masyarakat.
“Fokus kami pada kolaborasi tahun ini adalah memberikan kegiatan kerja sama yang tidak hanya dilakukan bersama mitra, tetapi memberikan dampak dan manfaat yang lebih nyata kepada masyarakat,” ujar Dyah.

Ia menjelaskan bahwa tantangan terbesar dalam kolaborasi sebelumnya adalah ruang lingkup yang masih dominan akademik, seperti magang, MBKM, dan kegiatan profesi. Melalui BRAVICH, FKH UB ingin memperluas kerja sama ke bidang inovasi, teknologi, hingga hilirisasi produk kedokteran hewan.
Dyah juga menyampaikan bahwa FKH UB memiliki banyak inovasi potensial, seperti pengembangan terapi alternatif herbal, alat diagnostik, hingga inovasi mitigasi penyakit hewan. Namun, banyak inovasi belum menemukan mitra industri yang tepat.
“BRAVICH kami harapkan menjadi jembatan antara inovasi dan mitra yang cocok, agar produk yang dikembangkan tidak berhenti di laboratorium, tetapi dapat diproduksi massal dan dimanfaatkan masyarakat,” tegasnya.
Memperkuat Jejaring untuk Kolaborasi Berkelanjutan
Ketua Unit Kemitraan Lembaga FKH UB, drh. Heri Irawan, M.Si., menjelaskan bahwa kegiatan ini menjadi momentum penting untuk mengevaluasi seluruh kerja sama yang telah berjalan. Menurutnya, keberlanjutan kolaborasi adalah kunci agar kerja sama tidak berhenti sebagai proyek satu kali.
“Target paling penting adalah memastikan kerja sama ini memiliki keberlanjutan, tidak hanya sekali bekerja sama lalu berpisah. Harus ada sinergi yang berlanjut, semakin erat, dan berdampak luas,” ujarnya.
Heri menambahkan bahwa masukan dari mitra sangat penting untuk memperbaiki mutu lulusan, meningkatkan kualitas program pendidikan, hingga menyempurnakan layanan laboratorium dan program profesi.

Mitra Apresiasi dan Dorong Penguatan Kualitas Lulusan
Perwakilan mitra, Dharmawijaya Widyatama dari Radhiyan Pet & Care, menyampaikan bahwa kolaborasi tiga tahun bersama FKH UB terbukti sangat efektif. Ia menyoroti pentingnya kesiapan mental, profesionalisme, dan adaptasi lulusan terhadap kebutuhan dunia klinik yang berkembang pesat.
“Harapannya semakin banyak kolaborator yang tumbuh dan semakin terpacu untuk bekerja sama dengan Universitas Brawijaya, karena selama ini sangat saling menunjang,” ujarnya.
Peluncuran BRAVICH menjadi langkah strategis FKH UB dalam memperkuat posisi sebagai pusat inovasi kedokteran hewan yang tidak hanya unggul dalam akademik, tetapi juga memberikan kontribusi langsung bagi masyarakat, industri, serta pengembangan kesehatan hewan nasional.(Din/Dpa)










