Kanal24, Malang – Forum Diskusi Radio (FDR) kembali mengadakan pertemuan tahunan yang telah berjalan selama 17 tahun sejak pendiriannya pada 2007. Tahun ini, FDR Summit ke-17 yang berlangsung di Malang pada 1 – 3 November 2024 diikuti oleh 116 peserta dari berbagai wilayah di Indonesia, mulai dari Sumatera, Kalimantan, hingga Nusa Tenggara Barat. Dengan mengusung tema “No Box Radio”, acara ini mengajak para pelaku industri radio untuk berinovasi tanpa batas dan mengeksplorasi segala potensi yang dimiliki radio, baik melalui siaran on-air, kegiatan off-air, maupun konvergensi dengan platform digital.
Yossi Beta Vinasari, Ketua Panitia FDR Summit ke-17, menjelaskan bahwa tema “No Box Radio” dipilih untuk menggambarkan kemampuan radio dalam menembus batas-batas konvensional yang ada. “Radio saat ini tidak hanya terbatas pada siaran langsung di udara. Radio bisa menjelma dalam berbagai bentuk, baik itu on-air, off-air, hingga online. Ini adalah bagian dari konvergensi media yang kita dorong di era digital ini,” ungkap Yossi.
Forum Diskusi Radio sendiri merupakan wadah bagi para broadcaster di seluruh Indonesia untuk saling berbagi ilmu, memperbarui keterampilan, dan bertukar informasi terkait perkembangan dunia radio di daerah masing-masing. Yossi menambahkan, “Di FDR Summit ini, kita membahas tren-tren baru, saling berbagi ide tentang program radio, dan menyerap perkembangan dari berbagai daerah. Kegiatan ini bisa dibilang sebagai ‘lebarannya’ para insan radio, di mana kita semua berkumpul untuk meningkatkan kualitas industri radio agar terus maju dan berkembang.”
Sementara itu, Presiden Forum Diskusi Radio, Harliantara atau yang lebih dikenal dengan Harley Prayudha,menyampaikan bahwa radio adalah media massa tertua di dunia yang memiliki keistimewaan dalam beradaptasi dari zaman ke zaman. “Kita harus sepakat bahwa radio itu tidak akan pernah mati,” ujar Harley.
Ia melanjutkan, Perkembangan internet justru memberikan peluang baru bagi radio untuk hadir secara digital. Tantangannya adalah bagaimana kita, para broadcaster, bisa kreatif memanfaatkan digitalisasi ini agar radio tetap relevan.
Menurutnya, kunci utama keberhasilan radio di era digital ini terletak pada kreativitas dalam menciptakan konten yang berdaya tarik tinggi, terutama bagi radio daerah yang memiliki keunggulan untuk menonjolkan keunikan dan potensi lokal.
FDR Summit ke-17 tidak hanya menjadi ajang pertemuan bagi para pelaku radio, namun juga menjadi platform kolaborasi dalam menghadapi tantangan industri yang semakin kompleks. Harley menekankan bahwa kolaborasi lintas daerah dan antar stasiun radio adalah langkah penting untuk memastikan keberlanjutan radio di era digital.
Ia berharap melalui pertemuan tahunan ini, para pelaku radio di Indonesia dapat terus membudayakan diskusi bersama untuk mencari solusi terhadap tantangan industri yang dihadapi, khususnya terkait transformasi digital. “Harapan saya, pertemuan ini bisa menjadi tradisi bagi para broadcaster di seluruh Indonesia untuk terus berembuk, berbagi ide, dan membangun kolaborasi dalam menghadapi tantangan yang ada,” pungkas Harley. (fan)