Kanal24
No Result
View All Result
  • Berita Terkini
  • Perspektif
  • Pendidikan
  • Hukum
  • Politik
  • Ekonomi
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
  • Login
  • Berita Terkini
  • Perspektif
  • Pendidikan
  • Hukum
  • Politik
  • Ekonomi
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
No Result
View All Result
Kanal24
No Result
View All Result

Friction Shifting Theory: Menggeser Algoritma, Menggoyang Opini Publik

Dinia by Dinia
September 8, 2025
in Pendidikan, Politik
0
Friction Shifting Theory: Menggeser Algoritma, Menggoyang Opini Publik

Ferry Irwandi, Influencer, Data Analis (Youtube Ferry Irwandi)

1
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

Kanal24 – Di era media sosial yang serba cepat, algoritma menjadi semacam “penjaga gerbang” yang menentukan apa yang muncul di layar kita setiap hari. Dari berita politik, gosip selebriti, hingga tren sepele, semua tersaring lewat logika algoritma yang bekerja senyap di balik layar. Banyak orang berpikir algoritma tidak bisa dilawan.

Namun, Ferry Irwandi, seorang peneliti sekaligus kreator konten yang kini menempuh studi doktoral di Monash University, menawarkan perspektif baru. Ia menyebutnya sebagai Friction Shifting Theory (FST)—sebuah pendekatan yang tidak hanya memahami cara kerja algoritma, tetapi juga berusaha menggesernya.

Gesekan yang Memicu Perhatian

FST berangkat dari pengamatan bahwa media sosial tidak lagi sekadar tempat berbagi kabar dengan teman. Kini, platform seperti X, Instagram, hingga TikTok telah berevolusi menjadi arena perebutan atensi.

Ferry menjelaskan, gesekan kecil—dalam bentuk perdebatan, kontroversi, atau bahkan perbedaan pendapat yang disengaja—justru menjadi bahan bakar algoritma. “Ketika ada interaksi pro dan kontra, algoritma melihatnya sebagai sinyal untuk memperluas distribusi konten,” jelasnya di akun youtubenya.

Contoh Nyata: Isu Filsafat Jadi Viral

Contoh paling gamblang dari penerapan FST terlihat pada kasus viral wacana “hapus jurusan filsafat” beberapa waktu lalu. Isu ini awalnya muncul dari sebuah pernyataan sederhana. Namun, melalui respon berlapis—ada yang mendukung, ada yang menolak, ada yang membuat parodi—diskusi soal filsafat melonjak hingga lebih dari 650 persen dalam beberapa minggu.

Menariknya, dampaknya tidak berhenti di dunia maya. Menurut laporan Kreator Merdeka, penjualan buku filsafat meningkat, konten edukasi soal filsafat bermunculan, bahkan tes IQ online ikut naik trafiknya. Inilah yang disebut Ferry sebagai efek gesekan: satu percikan bisa memantik rantai interaksi yang panjang dan mendalam, membentuk gelombang baru dalam percakapan publik.

Isu Terbaru: Polemik UKT Kampus

Tak hanya soal filsafat, fenomena FST juga terlihat jelas dalam polemik kenaikan Uang Kuliah Tunggal (UKT) pada 2024–2025. Awalnya, wacana kenaikan UKT hanya muncul dari laporan mahasiswa di beberapa kampus negeri. Namun ketika keluhan itu mulai ramai diunggah di X dengan tagar tertentu, percakapan berkembang liar.

Muncul gesekan antara pihak kampus, mahasiswa, alumni, hingga masyarakat umum. Ada yang membela kampus dengan alasan operasional, ada yang menyoroti ketidakadilan biaya, ada pula yang membandingkan dengan negara lain. Konten parodi, meme, hingga thread analisis akademis bermunculan dan memperkuat interaksi.

Hasilnya, algoritma mendorong isu ini ke trending topik nasional, bahkan hingga mendorong diskusi serius di DPR dan Kementerian. FST bekerja nyata: sebuah isu yang mungkin hanya dibicarakan di lingkup kampus bisa berubah menjadi percakapan publik berskala nasional karena gesekan yang terus diperkuat.

Teori di Balik Gesekan

Dalam penelitian yang ia kembangkan, FST bekerja dengan tiga unsur utama: kreator sebagai pemicu isu, audiens atau jaringan yang memperkuat percakapan, dan interaksi pro-kontra yang menjaga isu tetap relevan. Dari ketiganya, lahirlah sebuah loop interaksi yang sulit dihentikan selama masih ada gesekan di dalamnya.

Menurut Ferry, “Algoritma bukanlah mesin netral. Ia bekerja dengan prinsip sederhana: semakin besar engagement, semakin tinggi distribusi. Engagement tidak hanya datang dari like atau share, melainkan juga dari debat, perlawanan, hingga kritik.”

Antara Sensasi dan Edukasi

Pertanyaannya, apakah FST ini hanya trik untuk mencari sensasi? Ferry menekankan bahwa teori ini tidak selalu harus digunakan untuk kontroversi kosong. Justru, dengan memahami cara kerja algoritma, publik bisa memanfaatkannya untuk mengangkat isu penting—mulai dari pendidikan, literasi, hingga kebijakan publik. Sebab tanpa gesekan, sering kali topik-topik serius kalah bersaing dengan hiburan viral.

Fenomena ini sekaligus membuka diskusi etis yang lebih besar. Apakah kita siap menghadapi era di mana opini publik bisa digeser hanya dengan gesekan kecil yang dirancang strategis? Atau justru teori ini bisa menjadi alat demokratisasi, memberi kesempatan bagi isu-isu minoritas untuk muncul di permukaan?

Ferry Irwandi melalui Friction Shifting Theory mencoba membuka mata kita: algoritma bukan tembok yang kokoh, melainkan pintu yang bisa digeser. Yang dibutuhkan hanyalah pemahaman, strategi, dan tentu saja gesekan yang tepat.

“Ini bukan soal melawan algoritma, tetapi menggesernya sesuai arah yang kita pilih,” pungkas Ferry.(Din)

Post Views: 59
Tags: aktivisme generasi mudaalgoritma media sosialferry irwandifriction shifting theoryGerakan Mahasiswakeadilan sosialkonten kreator edukatifliterasi digitalmedia kritisMonash universityperubahan sosialriset digitalruang digital inklusifstrategi algoritmawacana publik
Previous Post

PKM FH UB 2025 Dorong Maba Bangun Budaya Ilmiah

Next Post

Harga Pangan 8 September 2025, Beras Naik Bawang Turun

Dinia

Dinia

Next Post
Harga Pangan 8 September 2025, Beras Naik Bawang Turun

Harga Pangan 8 September 2025, Beras Naik Bawang Turun

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

  • Trending
  • Comments
  • Latest

ISLAM DAN PELESTARIAN LINGKUNGAN

August 4, 2023

Yuk Kenali Istilah Dalam Karate

August 3, 2023

AYAT-AYAT KREATIFITAS DAN INOVASI PELAYANAN

August 4, 2023
oval layer

5 Gaya Rambut yang Tepat untuk Pipi Chubby agar Tampil Lebih Menarik

August 25, 2024
Permainan Interaktif Menjadi Media KKN FP UB Pupuk Minat Baca Anak Desa Kromengan

Permainan Interaktif Menjadi Media KKN FP UB Pupuk Minat Baca Anak Desa Kromengan

39
Dosen UB Kenalkan Teknologi Pembuatan Pakan Ternak dan Pupuk Organik ke Desa Plandirejo

Dosen UB Kenalkan Teknologi Pembuatan Pakan Ternak dan Pupuk Organik ke Desa Plandirejo

5
Layanan RSUB Kini Terintegrasi dengan Mobile JKN BPJS

Layanan RSUB Kini Terintegrasi dengan Mobile JKN BPJS

4

Review Film : Glass Onion: A Knives Out Story

3
Rektor UB Lantik Wakil Dekan Baru, Perkuat Sinergi Fakultas

Rektor UB Lantik Wakil Dekan Baru, Perkuat Sinergi Fakultas

September 8, 2025
Harga Pangan 8 September 2025, Beras Naik Bawang Turun

Harga Pangan 8 September 2025, Beras Naik Bawang Turun

September 8, 2025
Friction Shifting Theory: Menggeser Algoritma, Menggoyang Opini Publik

Friction Shifting Theory: Menggeser Algoritma, Menggoyang Opini Publik

September 8, 2025
PKM FH UB 2025 Dorong Maba Bangun Budaya Ilmiah

PKM FH UB 2025 Dorong Maba Bangun Budaya Ilmiah

September 8, 2025

Popular Stories

  • ISLAM DAN PELESTARIAN LINGKUNGAN

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Yuk Kenali Istilah Dalam Karate

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • AYAT-AYAT KREATIFITAS DAN INOVASI PELAYANAN

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • 5 Gaya Rambut yang Tepat untuk Pipi Chubby agar Tampil Lebih Menarik

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Yuk Kenali Sistem Swiss Manager Dalam Catur

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Berita
  • Tentang Kanal24
  • Galeri
  • Layanan
  • Pedoman Media Siber
Copyright Kanal24.com 2023

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Berita Terkini
  • Perspektif
  • Pendidikan
  • Hukum
  • Politik
  • Ekonomi
  • Gaya Hidup
  • Hiburan

Copyright Kanal24.com 2023