Kanal24, Malang – Fakultas Teknik (FT) Universitas Brawijaya (UB) menggandeng Engineering Research and Innovation Center (ERIC) Fakultas Teknik (FT) Universitas Gadjah Mada (UGM) dalam agenda Seminar Transisi Energi : Perspektif Akademik Menuju Industri Kelistrikan yang Sehat untuk Mendukung Transisi Energi, yang digelar di Auditorium Prof. Ir. Suryono Gedung Dekanat Lantai 2 FT UB, Selasa (28/11/2023).
Seminar ini dihadiri oleh lebih dari 3000 peserta yang terdaftar, baik secara online maupun offline, dan menampilkan dua pembicara utama, yaitu Sugeng Suparwoto (Ketua Komisi 7 DPR RI) dan Wiluyo Kusdwiharto (Direktur Mega Proyek dan Energi Terbarukan PT PLN).
Dekan FT UB, Prof. Ir. Hadi Suyono, S.T., MT., Ph.D., IPU., ASEAN Eng., menyampaikan bahwa kegiatan ini diinisiasi sebagai upaya perguruan tinggi untuk mendorong regulasi dan implementasi transisi energi. Ia juga menekankan pentingnya mencapai target penggunaan energi bersih sebesar 23 persen pada tahun 2025.
“Kita akan mendorong terus termasuk juga di perguruan tinggi, termasuk kegiatan ini untuk mematangkan kembali dan memberikan kontribusi terbaik terkait pemikiran untuk strategi implementasinya,” ujar Prof. Hadi.
Pada acara ini, Sugeng Suparwoto memberikan pandangannya terkait potensi nuklir di Indonesia. Menurutnya, Indonesia memiliki potensi besar dalam hal sumber daya nuklir, seperti torium di Kalimantan Utara dan Barat. Delegasi dari Amerika dan Korea juga telah melakukan riset terkait potensi uranium di Indonesia.
Dalam konteks energi bersih, Sugeng mendorong kerja sama antara akademisi, pemerintah, dan industri untuk mengoptimalkan potensi nuklir Indonesia.
“Perlu adanya partisipasi aktif dari semua pemangku kepentingan untuk mengembangkan strategi implementasi yang baik,” kata Sugeng.
Sementara itu, pembahasan mengenai Power Wheeling juga menjadi sorotan. Terkait dengan hal ini, Ketua DPR RI menyatakan bahwa pembahasan undang-undang terkait power wheeling merupakan upaya bersama antara pemerintah dan legislatif. Ia menyoroti pentingnya sikap realistis dalam menghadapi tantangan tersebut, terutama terkait keberlangsungan PLN dan keuangan negara.
Pemerintah, dalam hal ini, sedang mempertimbangkan berbagai aspek, termasuk keuangan PLN, dalam konteks power wheeling. Meskipun ada wacana terkait power wheeling bersyarat, pemerintah harus mempertimbangkan keberlangsungan PLN sebagai satu-satunya lembaga yang menjalankan fungsi distribusi energi di Indonesia.
Seminar ini memberikan platform bagi para akademisi, pembuat kebijakan, dan pemangku kepentingan industri untuk berdiskusi dan merumuskan langkah-langkah strategis dalam mendukung transisi energi di Indonesia. Keterlibatan semua pihak diharapkan dapat memberikan kontribusi positif untuk mencapai target energi bersih yang telah ditetapkan. (nid/skn)
Comments 2