Kanal24, Malang – Di tengah dinamika dunia pendidikan tinggi yang terus berkembang, akreditasi menjadi tolok ukur penting untuk menjamin kualitas program studi. Dengan adanya regulasi baru dari Permendikbudristek Nomor 53 Tahun 2023, perguruan tinggi di Indonesia dihadapkan pada tantangan untuk memperbarui instrumen akreditasi guna memenuhi standar global. Fakultas Teknik Universitas Brawijaya (FT UB) menjawab tantangan tersebut dengan menjadi tuan rumah sosialisasi instrumen baru akreditasi keteknikan nasional.
Acara yang berlangsung pada Selasa (10/6/2025) di Auditorium Prof. Ir. Suryono, FT UB, ini diikuti oleh 116 peserta dari 29 perguruan tinggi di seluruh Indonesia. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pemahaman mendalam mengenai instrumen baru yang disusun oleh Lembaga Akreditasi Mandiri Teknik (LAM Teknik) dan mendorong perguruan tinggi untuk menerapkan budaya mutu secara berkelanjutan.
Reformasi Standar untuk Meningkatkan Mutu
Dekan FT UB, Prof. Ir. Hadi Suyono, S.T., MT., Ph.D., IPU., ASEAN Eng., APEC Eng., menjelaskan bahwa instrumen baru ini merupakan upaya peningkatan kualitas pendidikan teknik di Indonesia. “Instrumen ini menuntut perubahan dari empat kriteria menjadi sembilan kriteria, dengan fokus pada relevansi, akuntabilitas, dan visi saintifik berbasis local wisdom. Ini langkah besar untuk memastikan pendidikan tinggi kita sejajar dengan standar global,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Prof. Hadi menegaskan pentingnya audit internal mutu (AIM) sebagai mekanisme evaluasi berkelanjutan. “FT UB telah rutin melakukan AIM setiap semester untuk memastikan semua program studi siap menghadapi perubahan standar ini,” tambahnya.

Tantangan LAM Teknik dan Perubahan Mindset
Sekretaris Komite Eksekutif LAM Teknik, Prof. Ir. Meilana Dharma Putra, ST., M.Sc., Ph.D., IPM, menjabarkan tantangan utama dalam penerapan instrumen baru. “Instrumen ini memperkuat bobot outcome hingga 40%, sesuai dengan arahan kampus berdampak. Fokusnya pada penguatan basic science, keselamatan laboratorium, dan kemampuan perancangan. Ini semua membutuhkan penyesuaian besar,” jelasnya.
Prof. Meilana juga menekankan pentingnya perubahan mindset di kalangan perguruan tinggi. “Akreditasi bukan lagi sekadar rutinitas lima tahunan, tetapi harus menjadi bagian dari budaya mutu tahunan yang berkelanjutan. Dengan cara ini, proses akreditasi tidak akan menjadi beban, melainkan peluang untuk terus meningkatkan kualitas,” tambahnya.

Ajang Strategis Implementasi Instrumen Baru
Kegiatan ini juga menjadi ajang berbagi strategi untuk implementasi instrumen baru. Prof. Hadi menyampaikan bahwa FT UB telah merancang kurikulum berbasis local wisdom dan penelitian yang relevan dengan kebutuhan industri. “Setiap program studi harus memiliki keunikan dan relevansi. Instrumen ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas lulusan dan mempermudah pengelolaan manajemen akademik,” ujarnya.
Dengan kolaborasi antara perguruan tinggi dan LAM Teknik, instrumen baru ini diharapkan mampu mendorong terciptanya budaya akademik yang kokoh dan lulusan yang kompeten menghadapi tantangan global.
Sosialisasi instrumen baru akreditasi ini merupakan langkah strategis untuk meningkatkan kualitas pendidikan teknik di Indonesia. Dengan komitmen bersama, diharapkan standar baru ini dapat mempersiapkan perguruan tinggi menghadapi tantangan di era globalisasi, mencetak lulusan berkualitas, dan memberikan dampak positif bagi masyarakat luas.