Kanal24, Malang – Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya (FTP UB) semakin memperluas jaringan kerjasama internasionalnya dengan menggelar rapat Collaborative Online International Learning (COIL) Curriculum bersama Faculty of Food Science and Nutrition, Universiti Malaysia Sabah (UMS). Pertemuan strategis ini berlangsung pada Senin (28/7/2025) di Ruang Rapat Lantai 7 FTP dan dihadiri langsung oleh Dekan FTP UB, Prof. Yusuf Hendrawan, S.TP., M.App.Life.Sc., Ph.D., serta perwakilan UMS, Assoc. Prof. Dr. Wolyna Pindi dan Dr. Sylvester Bin Mantiha.
Kolaborasi untuk Menjawab Tantangan Globalisasi Pendidikan
Dalam sambutannya, Prof. Yusuf Hendrawan menekankan bahwa COIL bukan sekadar program pembelajaran jarak jauh, melainkan wadah kolaborasi akademik lintas negara yang mampu mencetak mahasiswa dengan wawasan global.
Baca juga:
846 Mahasiswa FTP UB Bina UMKM Melalui Program 3M
“Saya kira ini satu program kerjasama yang sangat baik, khususnya di bidang teknologi bioteknologi dan bioproses engineering. Skema COIL ini mirip dengan program DGTF (Doctoral Global Teaching Fellowship) yang kami jalankan, di mana dosen kami bisa mengajar mahasiswa luar negeri, dan sebaliknya mahasiswa FTP mendapatkan pengajaran dari dosen luar negeri,” jelas Prof. Yusuf.
Menurutnya, melalui COIL, mahasiswa tidak hanya mendapat materi kuliah dari perspektif yang berbeda, tetapi juga pengalaman akademik yang setara dengan mobilitas internasional tanpa harus meninggalkan kampus.
“Harapan kami semakin banyak mahasiswa asing yang inbound ke FTP, dan mahasiswa FTP yang outbound ke luar negeri. Dengan begitu, kolaborasi ini tidak hanya meningkatkan pengetahuan mahasiswa, tetapi juga memperluas jejaring penelitian yang efektif,” tambahnya.
Pemetaan Kurikulum dan Implementasi Awal
Rapat ini menghasilkan kesepahaman mengenai pemetaan sejumlah mata kuliah yang relevan untuk dijalankan bersama. Menurut Prof. Yusuf, ada banyak kesamaan materi antara FTP UB dan Faculty of Food Science and Nutrition UMS, sehingga pelaksanaan COIL akan lebih mudah dilakukan.
Program ini direncanakan mengintegrasikan berbagai mata kuliah yang dapat dijalankan secara paralel melalui platform e-learning. Dengan demikian, mahasiswa dari kedua universitas dapat mengikuti perkuliahan, berdiskusi, serta mengerjakan tugas secara kolaboratif meski berada di lokasi berbeda.
Pandangan UMS: Integrasi dan Jejaring Penelitian
Dari pihak UMS, Assoc. Prof. Dr. Wolyna Pindi dan Dr. Sylvester Bin Mantiha menegaskan bahwa kerjasama dengan UB telah terjalin erat sejak penandatanganan MoU sebelumnya. Program COIL menjadi pintu masuk untuk memperkuat hubungan tersebut ke tingkat yang lebih luas.
“Sebelum ini, kami sudah mengadakan beberapa pertemuan dengan rekan-rekan dosen di sini. Setelah adanya MoU, terlihat semakin banyak potensi kolaborasi, baik di bidang teaching e-learning, riset, maupun aktivitas mahasiswa. Implementasinya kami mulai dari program COIL ini, dan nantinya berpeluang dikembangkan ke jenjang pascasarjana,” tutur Dr. Sylvester.
Assoc. Prof. Wolyna menambahkan, manfaat dari kolaborasi ini mencakup berbagai aspek penting.
“Manfaatnya cukup banyak. Pertama, meningkatkan integrasi akademik, kedua memperluas jejaring kerjasama riset, dan ketiga memperkuat kegiatan internasionalisasi kampus,” jelasnya.
Manfaat Nyata bagi Mahasiswa dan Dosen
COIL diharapkan membawa manfaat nyata, terutama bagi mahasiswa FTP UB dan UMS. Melalui program ini, mahasiswa akan:
- Mendapat akses ke perspektif pengajaran lintas negara,
- Berpartisipasi dalam proyek kolaboratif internasional,
- Memperoleh pengalaman akademik setara dengan program exchange, tanpa harus meninggalkan negara asal.
Sementara bagi dosen, program ini membuka ruang pertukaran metode pengajaran, peluang kolaborasi penelitian, serta kesempatan memperluas publikasi ilmiah internasional.
Potensi Pengembangan ke Tingkat Pascasarjana
Salah satu isu penting yang mengemuka dalam diskusi adalah kemungkinan pengembangan COIL ke jenjang pascasarjana. Hal ini akan membuka peluang yang lebih besar untuk penelitian bersama dan pertukaran mahasiswa magister maupun doktoral.
Menurut Dr. Sylvester, peluang ini sangat terbuka seiring dengan semakin kuatnya hubungan kelembagaan antara UB dan UMS. Dengan adanya dukungan dari kedua belah pihak, program ini diyakini dapat berjalan secara berkesinambungan dan memberi dampak luas.
Strategi FTP UB dalam Internasionalisasi
Program COIL sejalan dengan visi FTP UB untuk memperkuat perannya di tingkat global. Prof. Yusuf menekankan bahwa internasionalisasi kampus bukan sekadar target administratif, tetapi juga kebutuhan strategis untuk meningkatkan daya saing lulusan.
Baca juga:
FTP UB Dorong UMKM Lewat Program Mahasiswa Membangun Mitra
“Kami optimis ini menjadi pintu masuk untuk memperluas skema kolaborasi, baik di bidang riset maupun pendidikan, yang tentunya memberi nilai tambah bagi mahasiswa dan dosen dari kedua belah pihak,” tegasnya.
Harapan untuk Pendidikan yang Lebih Inklusif
Pertemuan ini menunjukkan keseriusan FTP UB dan UMS Sabah dalam menjawab tantangan globalisasi pendidikan tinggi. Melalui COIL, kedua kampus berupaya menciptakan ekosistem belajar yang lebih inklusif, interaktif, dan berbasis kolaborasi lintas budaya.Dengan terbangunnya program ini, diharapkan lahir generasi akademisi dan peneliti muda yang tidak hanya unggul di bidang keilmuan, tetapi juga adaptif terhadap dinamika global. Kolaborasi ini menjadi bukti bahwa pendidikan tinggi dapat menjadi jembatan yang mempertemukan gagasan, riset, dan inovasi tanpa mengenal batas geografis. (nid/ptr)