Kanal24, Malang – Persoalan limbah organik dan ketergantungan peternak pada pakan komersial menjadi tantangan nyata dalam sektor perikanan. Di tengah kebutuhan akan solusi berkelanjutan, dosen Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya (FTP UB) menggagas inovasi pengolahan limbah makanan menjadi pakan ikan. Inisiatif ini tidak hanya mendukung ketahanan pangan, tetapi juga menguatkan komitmen terhadap implementasi Sustainable Development Goals (SDG) 12 tentang konsumsi dan produksi yang bertanggung jawab.
Empat dosen FTP UB melaksanakan program pengabdian masyarakat internasional di Brunei Darussalam pada 23–25 September 2025. Kegiatan ini merupakan bagian dari Program Dosen Berkarya FTP UB yang menggandeng Universiti Brunei Darussalam (UBD) dan Fatih Aquaculture.

Adapun dosen yang terlibat adalah Luhur Akbar Devianto, Ph.D., Yusron Sugiarto, Ph.D., Novia Lusiana, Ph.D., dan Ni’matul Izza, Ph.D.. Bersama mitra, mereka mengusung topik “Pemanfaatan Limbah Organik menjadi Pakan Ikan”, sebagai usaha alternatif solusi dari tingginya potensi budidaya ikan di kawasan pesisir dan upaya pemenuhan pakan ikan yang berkelanjutan.
Dalam program ini, tim FTP UB memperkenalkan inovasi pengolahan sampah makanan, khususnya limbah roti, menjadi pakan ikan alternatif. Menurut Dr. Muhammad Roil Bilad dari UBD, upaya ini sangat penting karena sebagian besar peternak ikan di Brunei masih mengandalkan pakan komersial.
“Pemanfaatan limbah organik untuk pakan ikan masih jarang dilakukan di Brunei. Pelatihan ini memberi wawasan baru bahwa limbah makanan bisa dimanfaatkan untuk subtitusi pakan ikan komersial,” ujarnya.
Kegiatan tersebut diikuti oleh pemilik Fatih Aquaculture, para pekerja, serta mahasiswa UBD. Fatih, selaku pemilik, mengaku baru pertama kali mendapat pelatihan pembuatan pakan ikan dari limbah organik.

“Selama ini kami hanya menggunakan pakan jadi. Padahal, kami membudidayakan Seabass yang membutuhkan pakan mengapung, dan Tilapia yang membutuhkan pakan tenggelam. Pelatihan ini membuka peluang baru bagi kami,” katanya.
Selama kegiatan tersebut, peserta mendapatkan pelatihan mulai dari formulasi resep, pengolahan bahan, hingga praktik mengoperasikan mesin pelet pakan ikan. Ketua tim, Luhur Akbar Devianto, Ph.D., mengapresiasi antusiasme peserta.
“Ini adalah pengabdian internasional pertama kami. Sambutan mitra sangat luar biasa, dan kami berharap kerja sama ini bisa berlanjut untuk memberi manfaat lebih luas,” ungkapnya.
Selain memberi manfaat langsung bagi peternak ikan, kegiatan ini juga sejalan dengan komitmen pencapaian SDG 12: Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab. Dengan memanfaatkan limbah organik menjadi produk bernilai guna, program ini membantu mengurangi timbulan sampah sekaligus mendorong sistem produksi perikanan yang lebih ramah lingkungan.(Din)