Kanal24 – Juru bicara Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, dr.Mohammad Syahril, Sp.P, MPH menyampaikan bahwa perkembangan kasus gagal ginjal akut di Indonesia mencapai 255 kasus yang berasal dari 26 provinsi per 24 Oktober 2044. Dari jumlah kasus tersebut sejumlah 143 jiwa meninggal dunia artinya angka kematian mencapai 56%.
“Dari data ini ada penambahan 10 kasus dan 2 kasus kematian. Namun, 10 kasus dan 2 kasus kematian ini kasus lama yang terlambat dilaporkan terjadi pada saat bulan September dan awal Oktober tahun 2022,” jelasnya dalam konferensi pers secara daring tentang perkembangan Gangguan Ginjal Akut di Indonesia (25/10/2022) .
Lonjakan kasus gagal ginjal akut berawal dari bulan agustus yang berjumlah 35 kasus. Lonjakan ini diakibatkan oleh pencemaran senyawa kimia yang sudah teridentifikasi pada obat tertentu.
dr.Mohammad Syahril menyampaikan, bahwa Kementerian Kesehatan telah mengeluarkan surat pada tanggal 18 Oktober. Surat ini berisi tentang larangan penggunaan sekaligus menjual dan meresepkan obat yang masih mengandung zat etilen glikol, sementera ini dapat mencegah kasus baru.
Kasus gagal ginjal baru menjadi perhatian pemerintah setelah terjadi lonjakan bulan Agustus dengan jumlah kasus lebih dari 35 kasus. Lonjakan kasus diduga karena adanya pencemaran senyawa kimia pada obat tertentu yang saat ini sebagian sudah teridentifikasi.
Kementerian Kesehatan masih melakukan penyelidikan untuk mencari sebab – sebab terjadinya gagal ginjal akut, diantaranya infeksi, dehidrasi berat, pendarahan berat, termasuk keracunan makanan minuman. Kementerian Kesehatan bersama IDAI dan profesi yang terkait telah .
Kementerian Kesehatan dan IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia) telah melakukan penelitian untuk mencari penyebab gagal ginjal akut pada anak – anak. Dari penelitian tersebut, diketahui bahwa penyebab penyakit ini menjurus kepada salah satu penyebab keracunan atau intoksikasi obat yang disebabkan oleh zat etilen glikol yang terdapat pada obat tertentu.
“Kita sudah melakukan biopsi pada ginjal anak – anak yang sudah meninggal dan hasilnya memang benar ada kerusakan pada ginjal yang disebabkan oleh zat etilen glikol,” kata dr.Mohammad Syahril, Sp.P, MPH pada Press Conference Perkembangan Gangguan Gagal Ginjal Akut di Indonesia.
Sebagai upaya penyembuhan para pasien, Pemerintah mendatangkan obat antidotum yang bernama Fomepizole. Obat ini akan didistribusikan kepada rumah sakit rujukan pemerintah.
“Pemerintah sudah mendatangkan obat antidotum yang disebut Fomepizole dari singapura sebanyak 26 vial dan dari australia sebanyak 16 vial dan akan mendatangkan ratusan vial lagi dari jepang dan amerika serikat total 200 vial. Obat ini akan didistribusikan ke Rumah sakit rujukan pemerintah, obat ini gratis untuk pasien,” dr.Mohammad Syahril menjelaskan.
Pihak Kemenkes juga menegaskan bahwa hasil dari pemulihan obat Fomepizole akan terus mengalami perkembangan klinis. (zha)