KANAL24, Malang – Dalam rangka menjalankan program pengabdian terhadap masyarakat, Departemen Psikologi Universitas Brawijaya mengadakan seminar Psikoedukasi yang dilaksanakan di Klinik UB, Jumat (7/7/2023). Seminar ini dihadiri oleh 47 tenaga kesehatan yang terdiri atas dokter, bidan, supir, hingga petugas keamanan yang bertugas di Klinik UB.
Seminar Psikoedukasi ini sendiri mengangkat dua materi yang dibagi ke dalam dua sesi, yakni manajemen stress dan regulasi waktu. Masing-masing sesi dibawakan selama 15 menit oleh dosen Departemen Psikologi Kompartemen Kesehatan dan Klinis Universitas Brawijaya sebelum kemudian dilanjutkan dengan sesi tanya jawab.
Tujuan utama seminar manajemen edukasi stress ini adalah untuk memberikan pemahaman bagi tenaga kesehatan UB agar bisa mengelola stress yang mereka rasakan. Sesi pertama dibuka dengan materi pemahaman akan apa itu stress, dampak stress, dan manajemen stress, sebelum kemudian dilanjutkan dengan materi manajemen stress pada individu dengan melakukan sejumlah metode seperti teknik relaksasi, cognitive appraisal, pola hidup sehat, dan time management.
Ditemui di lokasi acara, Dita Rachmayani, S.Psi., M.A. selaku pemateri manajemen stress mengatakan bahwa alasan diadakannya seminar psikoedukasi ini adalah karena tingginya tingkat stress di instansi kesehatan, baik di klinik maupun rumah sakit. Ditambah dengan banyaknya peran yang harus dilaksanakan baik di dalam maupun di luar pekerjaan, hal ini akan mempengaruhi produktivitas dalam bekerja dan relasi dengan orang lain.
Dalam kesempatan yang sama, CleoputriI Al Yusainy, M.Psi., Ph.D., selaku pemateri tema regulasi waktu mengatakan alasan dipilihnya tema tersebut. Ia mengungkapkan bahwa seringkali kesalahan dalam meregulasi waktu menjadi salah satu alasan mengapa tingkat stress menjadi sangat tinggi. Stress yang tidak dikelola dengan baik dan terjadi secara terus-menerus akan mengakibatkan kondisi yang disebut burnout alias klenger. Di sisi lain, jika seseorang tidak melakukan sesuatu sama sekali maka ia akan dihinggapi oleh rasa kebosanan. Pada akhirnya, baik burnout maupun kebosanan itu datang akibat salah dalam manajemen waktu.
“Waktu itu seringkali menjadi hal yang kita tunggu-tunggu kapan saatnya tiba, namun di sisi lain kadang kita sangat menolak akan kehadiran waktu. Jadi kadang kita terburu-buru, memburu-buru waktu, namun di sisi lain kita merasa dikejar-kejar oleh waktu”, ujarnya.
Seminar ini sendiri mendapatkan sambutan yang cukup antusias baik dari tenaga medis maupun pihak manajemen klinik UB. drg. Dina Maria Ulfa selaku Wakil Direktur Klinik UB menyatakan bahwa sejatinya memang seminar semacam ini merupakan bagian dari program klinik untuk menerima mahasiswa dan civitas akademika yang hendak melakukan penelitian atau memberikan edukasi baik ke klinik maupun ke pasien. Ia menambahkan, Klinik UB sendiri secara rutin sebulan sekali melaksanakan program edukasi oleh dokter spesialis untuk pasien. Ulfa berharap seminar ini bisa membantu para nakes untuk bisa lebih baik dalam melakukan manajemen terhadap stress yang mereka hadapi.(suf)