KANAL24, Malang – Pogram Magister Ilmu komunikasi FISIP Universitas Brawijaya, kamis (14/11/2019) menggelar kuliah umum dan bedah buku. Kuliah umum mengambil tema “Revitalisasi komunikasi kepresidenan di era post truth”. Hadir sebagai pembicara, Agustinus Raharjo yang merupakan Tenaga Ahli Madya Kantor Staf Presiden 2016-2019. Kuliah umum ini membahas fenomena komunikasi terkini di media sosial yang menjadi tantangan bagi strategi komunikasi kepresidenan.
“Di era post truth ini, beredar banyak informasi hoaks. Untuk menghadapinya, kami berprinsip melawan hoaks dengan menyebarkan konten positif,” papar Agustinus.
Pria yang akrab dipanggil Jojo ini, mengungkapkan konten-konten ini disebarkan melalui berbagai media komunikasi, seperti desain, advertising, broadcasting, dan kehumasan. Tujuannya adalah melawan dan menyeimbangi informasi hoaks dengan inspirasi-inspirasi positif.
Tim komunikasi kepresidenan, juga menggunakan strategi komunikasi yang mengutamakan data dan fakta, serta membuat berbagai konten sesuai dengan karakter audiens.
“Pak Jokowi sangat membantu dengan mengubah pola komunikasi beliau, yakni Presiden yang dekat dengan rakyat dan melayani rakyat,” tambah alumni Ilmu Komunikasi Unair itu.
Selain kuliah umum, peserta yang terdiri dari mahasiswa S1 dan S2 Ilmu Komunikasi UB ini juga disuguhi bedah buku berjudul Cerita Di Balik Tirai Istana yang merupakan kompilasi keseharian kegiatan Istana termasuk strategi komunikasi kepresidenan merespon berbagai isu.
Ketua Prodi Ilmu Komunikasi, Rachmat Kriyantono, menyebut acara ini diselenggarakan sebagai upaya membangun wacana penguatan kehumasan pemerintah terkait kajian di Prodi.
“Di era post truth ini, narasi pemerintah perlu ditingkatkan melalui peran kehumasan semua lembaga pemerintah,” terangnya.
Rachmat menilai, narasi pemerintah masih kalah karena fungsi kehumasan masih bersifat parsial dan ego sektoral. Tentang buku, Rachmat mengatakan bahwa buku ini menunjukkan strategi-strategi jitu mengubah isu potensial menjadi reputasi. Hanya saja, hal itu lebih didominasi di kehumasan istana. Sehingga, perlu disuarakan humas lembaga lain.
Disinggung soal rekonsiliasi Jokowi dan Prabowo, Jojo menjelaskan hal ini sebagai upaya mencapai visi Indonesia maju.
“Semua harus berada di kapal yang sama,” tutupnya. (meg)