Kanal24, Malang – Bertempat di lingkungan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Brawijaya, kegiatan donor darah digelar pada Senin, 16 Juni 2025. Acara ini diinisiasi oleh Departemen Sosial dan Lingkungan Himpunan Mahasiswa Ilmu Pemerintahan (HIMAP) FISIP UB, bekerja sama dengan Unit Transfusi Darah (UTD) Kabupaten Malang. Kegiatan ini terbuka tidak hanya bagi sivitas akademika, tetapi juga masyarakat umum Kota Malang.
Ketua pelaksana kegiatan, Wulan Marcelina Azhari, menyampaikan bahwa kegiatan ini dilatarbelakangi oleh minimnya stok kantong darah yang ada di Kota Malang. “Dari informasi yang kami dapatkan, stok darah masih belum mencukupi kebutuhan, padahal sangat krusial bagi rumah sakit dan pasien yang membutuhkan,” ujar Wulan saat ditemui di lokasi kegiatan.
Baca juga:
Sekolah Pergerakan Fisip UB Ajak Gen-Z Melek Politik

Wulan menambahkan bahwa kegiatan ini sekaligus menjadi bentuk kontribusi mahasiswa untuk masyarakat. “Kami mahasiswa ingin turut serta membantu masyarakat. Jadi tidak hanya untuk warga UB, kegiatan ini terbuka untuk umum. Harapannya tentu manfaatnya kembali tidak hanya bagi masyarakat, tetapi juga memperkuat citra positif UB sebagai kampus yang peduli,” jelasnya.
Dalam persiapannya, panitia telah berkoordinasi dengan berbagai pihak, mulai dari UTD Kabupaten Malang hingga jajaran rektorat. Namun, Wulan mengakui masih ada tantangan, terutama dalam hal publikasi. “Kendala utama kami adalah kurangnya pemasifan informasi. Sampai tengah hari ini, jumlah pendonor masih tergolong sedikit,” jelasnya.
Meski begitu, panitia tetap optimis mampu meraih target 80 hingga 100 pendonor. Beberapa strategi dilakukan seperti menyebar informasi melalui media sosial, promosi keliling kampus, dan pemanfaatan event seperti Car Free Day (CFD). “Kami juga menggandeng media partner untuk membantu menyebarluaskan informasi ini,” tambahnya.
Salah satu peserta yang ikut mendonorkan darahnya adalah Steven Elyeser, mahasiswa Ilmu Pemerintahan yang juga merupakan panitia. Steven mengaku ini adalah pengalaman pertamanya mendonorkan darah. “Awalnya sempat tegang karena belum pernah donor sebelumnya, takut ada penyakit yang tidak saya sadari. Tapi alhamdulillah prosesnya lancar dan tidak sesakit yang dibayangkan,” ungkapnya.
Baca juga:
Hasil Pertimbangan Senat Akademik Fisip UB, Airo Raih 12 Suara
Menurut Steven, fasilitas yang disediakan cukup memadai. “Tenaga medisnya ramah, prosedurnya juga jelas. Saya harap darah saya bisa bermanfaat untuk orang lain,” katanya. Ia juga berharap kegiatan ini menjadi ajang pembelajaran dan pengabdian bagi mahasiswa lain. “Semoga semakin banyak mahasiswa yang termotivasi untuk ikut donor darah, karena ini kontribusi nyata yang bisa kita berikan,” ucapnya penuh semangat.
Hingga pukul 12.00 siang, kegiatan donor darah masih dibuka, dan jumlah pendonor terus bertambah. Panitia berharap kegiatan serupa bisa digelar rutin setahun sekali dan menjadi agenda tetap Himpunan Mahasiswa Ilmu Pemerintahan FISIP UB. Selain memperkuat jiwa sosial mahasiswa, kegiatan ini juga menjadi langkah konkret dalam membantu menyelamatkan nyawa sesama.
“Donor darah bukan hanya tentang memberikan, tapi juga soal kepedulian dan keberlanjutan. Kami ingin ini menjadi gerakan bersama,” pungkas Wulan. (nid)