KANAL24, Malang – Generasi muda perlu paham masalah kebencanaan, sekaligus bisa menjadi pelopor mitigasi bencana. Bahkan generasi muda dapat membentuk organisasi tanggap bencana di daerah masing-masing.
Hal itu dikemukakan Pejabat Fungsional Penata Kebencanaan Ahli Muda BPBD Kota Batu, Endi Suhadi ,S.Pd, M.Pd. ketika memberi materi terkait bencana kepada generasi muda Desa Bulukerto, Kec. Bumiaji, Kota Batu, Jawa Timur, Sabtu (19/8) dalam Program Pengabdian Kepada Masyarakat dosen Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Brawijaya yang dipimpin Dr. Mondry, M. Sos.
Menyinggung tentang bencana, Endi menegaskan, Indonesia merupakan negara rawan bencana. Semua jenis bencana dapat terjadi di negeri khatulistiwa ini. “Indonesia termasuk kawasan cincin api gunung berapi yang termasuk terbanyak di dunia”, tambahnya.
Kegiatan penyuluhan pemanfaatan media untuk kebencanaan di Kota Batu (ist)
Kawasan pantai Indonesia yang panjang itu juga menyimpan kemungkinan terjadinya bencana gempa bumi yang mungkin disertai dengan Tsunami. Selain itu negeri ini memiliki sekitar 500 sungai besar ysng tentu bisa menyebabkan banjir dan longsor. Bencana itu mungkin terjadi setiap tahun, terutama di musim hujan.
Belum lagi masalah kebakaran hutan yang asapnya bisa sampai ke negara tetangga. Dampaknya tentu saja membuat luas hutan berkurang dan hutan semakin gundul. Itu tentu berpengaruh pada polusi dan kadar oksigen di udara.
Karena itu Endi sangat berharap generasi muda bergerak. Generasi muda bisa menjadi pionir pembentukan kelompok Keluarga Tangguh Bencana (Katana). Dengan tampilnya generasi muda yang berpendikan relatif baik, masih lincah, besemangat, diharapkan dapat membantu mengurangi penyebab terjadinya bencana dan mengurangi jumlah korban jika terjadi bencana.
“Program sosiali kebencanaan terhadap generasi muda yang dilakukan FISIP UB ini merupakan langkah baik dan bermanfaat bagi masa depan bangsa,” tegasnya (sdk)