KANAL24, Malang – Untuk meningkatkan kualitas proposal pengabdian masyarakat, sebanyak 200 dosen muda Universitas Brawijaya mengikuti workshop secara daring dan luring yang diselenggarakan oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM), senin (3/8/2020), di Bluebells Hotel Malang. Narasumber pada workshop ini adalah Prof. Dr. Okid Parama Astirin, MS yang merupakan seorang reviewer nasional DIKTI.
Dalam sambutan pembukaannya, Ketua LPPM Dr. Ir. Bambang Susilo mengatakan UB harus kembali ke masa kejayaan sebagai kampus dengan judul proposal penelitian dan pengabdiannya paling besar di Indonesia.
“Di Brawijaya, sepertinya ada trend dosen muda menurun di pengajuan penelitian. Padahal jumlah dana yang dihibahkan ke UB ada kenaikan, tapi judul yang diajukan lebih sedikit. Ini menunjukkan bahwa yang masuk pada penelitian kecenderungannya adalah dosen-dosen senior. Oleh karena itu, kedepan kami akan lakukan workshop-workshop, yang harapannya nanti ada evaluasi, karena Brawijaya dulunya termasuk kampus yang judul penelitian dan pengabdiannya paling besar di Indonesia,” terangnya.
Bambang menekankan kepada peserta untuk mengutamakan proposal-proposal kegiatan pengabdian masyarakat. Hal ini dikarenakan, pengabdian masyarakat memiliki dampak yang besar, hanya menerapkan teknologi yang sangat sederhana dan itu langsung dipakai oleh masayarakat.
Kemudian, Ketua Pelaksana Prof. Gatot Ciptadi menyampaikan bahwa tujuan workshop ini adalah untuk melakukan pendampingan dan penyempurnaan bersama dengan tim review baik di internal UB maupun di eksternal UB.
“Peserta workshop ini akan didampingi bersama-sama sebelum nanti submit judul proposalnya. Sehingga nanti pada saat jadwal DIKTI keluar, semua proposal yang selama ini mempunyai hambatan dalam hal administrasi sampai substansinya bisa lebih baik dan lebih siap untuk berkompetisi baik secara nasional maupun internasional,” pungkas Gatot. (Meg)