KANAL24, Malang – Agritech Research and Study Club (ARSC) yang didukung oleh Kemahasiswaan Fakultas Teknologi Pertanian (FTP) UB menyelenggarakan International Youth Scientific Seminar & Expo (IYSSE) 2019. Dengan mengusung tema “Millenial Roles Toward Sustainable Development Goals 2030”, Seminar dan expo ini di selenggarakan di Hall FTP dan di lantai 2 Gedung Fakultas Teknologi Pertanian.
Agenda dari IYSSE 2019 ini adalah presentasi karya ilmiah mahasiswa dari FTP yang sudah mendapatkan dana hibah dari Kemenristekdikti, presentasi dari mahasiswa luar negeri, serta melakukan touring expo yang dilakukan oleh peserta seminar. Peserta seminar dan expo ini, bukan hanya mahasiswa dari FTP, melainkan juga mahasiswa dari fakultas lain seperti Fakultas Teknik, Fakultas Kedokteran, Fakultas Kedokteran Gigi, Fakultas Kedokteran Hewan, Fakultas MIPA, serta mahasiswa luar negeri yang mengikuti program pertukaran pelajar di Universitas Brawijaya. Tercatat ada empat negara, yakni Malaysia, Thailand, Jepang, dan USA.
“Untuk Malaysia diwakili 2 mahasiswa, mahasiswa perwakilan dari Thailand berjumlah 8 mahasiswa, Jepang diwakili 1 mahasiswa, dan USA diwakili 2 mahasiswa. Jadi, nanti perwakilan mahasiswa asing tersebut, selain turut mempresentasikan hasil karya mereka, juga akan melakukan penilaian dan memberikan saran kepada teman-teman FTP yang memamerkan karya mereka pada expo kali ini. Supaya baik dari mahasiswa FTP maupun mahasiswa asing dapat saling bertukar informasi dan saling belajar,” jelas Adi Rahmat Wibowo Ketua Pelaksana.
Beberapa stand pameran milik mahasiswa FTP yang sudah mendapatkan dana hibah dari Kemenristekdikti, antara lain Anti-Cancervix, Actor, Flandan, I-Healink, Biosorpsi, Ultronic, Biodegradasi, Sylky We, dan stand pameran lain. Stand milik mahasiswa FTP tersebut, memiliki ciri khas masing-masing pada teknologi hasil karya mereka.
Salah satunya Ultronic, hasil karya mahasiswa FTP ini sudah mendapatkan dana hibah dari Kemenristekdikti sebesar 8 juta. Ultronic merupakan teknologi modern yang dapat memproduksi susu pasteurisasi dan susu fermentasi dengan waktu lebih cepat dan hasil lebih banyak dalam satu alat (2 in 1) dibandingkan alat konvensional lainnya.
“Ultronic ini, bisa menghasilkan susu pasteurisasi yang lebih banyak dalam waktu yang lebih singkat. Jika alat konvensional dalam jangka waktu 2 jam menghasilkan 70 liter susu, dengan suhu yang sama yakni antara 70o-80o celcius, ultronic mampu menghasilkan 192 liter susu pasteurisasi dalam waktu 10 menit. Sedangkan, untuk susu fermentasi jika alat konvensional membutuhkan waktu 18 jam untuk menghasilkan 30 liter susu, ultronic dengan menggunakan control suhu dapat menghasilkan 48 liter hanya dalam waktu 5 jam. Dengan kontrol fuzzy logic sebagai automatisasi, ultronic lebih efisien dan juga lebih higienis. Sehingga, nantinya diharapkan dapat membantu meningkatkan produksi susu dari UKM yang ada di Kota Malang dan sekitarnya,” kata Miftahus Sa’diyah anggota Tim Ultronic.
Tujuan dari diadakannya seminar dan expo ini, selain untuk memfasilitasi karya mahasiswa yang telah lolos pendanaan dari Kemenristekdikti, juga untuk mendongkrak mahasiswa lain dan mahasiswa baru untuk terus melanjutkan riset-riset yang lebih inovatif menuju pembangunan berkelanjutan serta untuk mendukung Universitas Brawijaya dalam pemeringkatan perguruan tinggi baik di tingkat nasional maupun internasional. (meg)